Prediksi Perang Habis-habisan Israel-Hizbullah, 3.000 Roket Per Hari Hantam Zionis
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Penelitian komprehensif di Israel memberikan gambaran suram tentang apa yang akan terjadi jika perang habis-habisan pecah antara Hizbullah Lebanon dan rezim kolonial Zionis.
Lebih dari 100 pejabat senior militer dan pemerintah Israel mengambil bagian dalam penelitian yang dilakukan Institut Kontra Terorisme Universitas Reichman mengenai apa yang bisa terjadi jika pecah perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah.
Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam laporan yang dikeluarkan situs berita Israel Calcalist dan media Israel lainnya.
Ini adalah ringkasan temuan penelitian di Israel. “Perang Israel-Lebanon di utara akan dimulai dengan rentetan roket Hizbullah yang besar dan merusak, yang kemungkinan akan menjangkau seluruh wilayah Israel,” ungkap hasil penelitian itu.
“Jumlah roket Hizbullah yang menghantam Israel diperkirakan antara 2.500 dan 3.000 per hari,” papar penelitian itu.
Penelitian itu mengungkap, “Roket Hizbullah akan menggunakan campuran rudal jarak jauh yang presisi dan roket yang kurang akurat.”
“Hizbullah kemungkinan besar akan memusatkan serangannya pada satu wilayah saja, misalnya pangkalan militer besar Israel atau kota tertentu di tengah negara,” ungkap penelitian itu.
Penelitian itu menjelaskan, roket-roket Hizbullah tersebut akan terus berlanjut setiap hari dan kemungkinan akan berlangsung hingga enam pekan.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 1.194 operasi militer dalam 150 hari pertama perang, menewaskan lebih dari 2.000 tentara Israel.
Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Mereka berusaha menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Israel.
Namun Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Hizbullah telah berjanji memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel secara ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
Lebih dari 100 pejabat senior militer dan pemerintah Israel mengambil bagian dalam penelitian yang dilakukan Institut Kontra Terorisme Universitas Reichman mengenai apa yang bisa terjadi jika pecah perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah.
Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam laporan yang dikeluarkan situs berita Israel Calcalist dan media Israel lainnya.
Ini adalah ringkasan temuan penelitian di Israel. “Perang Israel-Lebanon di utara akan dimulai dengan rentetan roket Hizbullah yang besar dan merusak, yang kemungkinan akan menjangkau seluruh wilayah Israel,” ungkap hasil penelitian itu.
“Jumlah roket Hizbullah yang menghantam Israel diperkirakan antara 2.500 dan 3.000 per hari,” papar penelitian itu.
Penelitian itu mengungkap, “Roket Hizbullah akan menggunakan campuran rudal jarak jauh yang presisi dan roket yang kurang akurat.”
“Hizbullah kemungkinan besar akan memusatkan serangannya pada satu wilayah saja, misalnya pangkalan militer besar Israel atau kota tertentu di tengah negara,” ungkap penelitian itu.
Penelitian itu menjelaskan, roket-roket Hizbullah tersebut akan terus berlanjut setiap hari dan kemungkinan akan berlangsung hingga enam pekan.
Ketegangan Meningkat
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan Israel.
Menurut sumber Hizbullah, gerakan tersebut telah melakukan 1.194 operasi militer dalam 150 hari pertama perang, menewaskan lebih dari 2.000 tentara Israel.
Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Mereka berusaha menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Israel.
Namun Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Hizbullah telah berjanji memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel secara ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
(sya)