Khamenei: Takuti Rakyat Iran, AS-Israel Kobarkan Perang Media

Jum'at, 07 September 2018 - 03:10 WIB
Khamenei: Takuti Rakyat Iran, AS-Israel Kobarkan Perang Media
Khamenei: Takuti Rakyat Iran, AS-Israel Kobarkan Perang Media
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuduh Amerika Serikat dan Israel mengobarkan perang media dengan tujuan menakut-nakuti rakyat Iran yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi. Ekonomi Teheran terguncang setelah Washington memberlakukan kembali sanksi yang sempat dicabut.

Sanksi diberlakukan lagi setelah Presiden Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015. Perjanjian yang diteken Iran dan enam negara kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) yang berisi kesanggupan Teheran untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Guncangan ekonomi telah memicu demonstrasi secara sporadis di berbagai wilayah Iran. Para demonstran dalam aksinya meneriakkan slogan anti-pemerintah.

"Hari ini, sistem Islam (Iran) menghadapi perang ekonomi habis-habisan yang secara hati-hati dipandu oleh ruang perang, tetapi bersama dengan perang ini, ada media besar dan perang propaganda yang sering diabaikan," kata Khamenei kepada para ulama senior hari Kamis.

Para pejabat Iran telah menyalahkan aplikasi pesan populer dan kampanye media sosial yang mereka katakan diorganisir di luar negeri untuk protes terhadap lesunya ekonomi Teheran. Protes muncul mulai Desember lalu dan kini menyebar ke lebih dari 80 kota dengan korban tewas 25 orang.

"Tujuan dari perang media ini adalah untuk menciptakan kecemasan...dan pesimisme di antara orang-orang terhadap satu sama lain dan otoritas, dan membesar-besarkan masalah ekonomi di benak publik," kata Khamenei yang disiarkan stasiun televisi setempat.

"Berdasarkan intelijen kami, agen mata-mata AS dan Zionis (Israel) telah membentuk sebuah organisasi untuk perang media dan secara serius merencanakan dan mencoba untuk memengaruhi ruang iklan dan pikiran di komunitas kami," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/9/2018).

Arab Saudi, saingan regional Iran, dan Uni Emirat Arab telah mendukung keputusan Trump untuk menerapkan kembali sanksi AS terhadap Tehran. Para rival Teheran itu khawatir dengan program rudal balistik Iran dan dukungannya terhadap kelompok militan.

Presiden Trump pada hari Rabu lalu mengaku terbuka untuk memungkinkan pembicaraan antara Washington dan Teheran. Namun, dia mengatakan, “Iran sedang dalam kekacauan sekarang. Mereka sedang goyah".

"Sekarang mereka hanya mengkhawatirkan kelangsungan hidup mereka sendiri sebagai sebuah negara," katanya kepada wartawan, tanpa memberikan bukti atas klaimnya tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5112 seconds (0.1#10.140)