Deretan Kota Pesisir yang Paling Cepat Tenggelam, Jakarta Peringkat Berapa?

Minggu, 03 Maret 2024 - 19:19 WIB
loading...
Deretan Kota Pesisir yang Paling Cepat Tenggelam, Jakarta Peringkat Berapa?
Tianjing merupakan kota pertama yang terancam ternggelam. Foto/Reuters
A A A
LONDON - Dengan naiknya permukaan air laut, terdapat kekhawatiran mengenai kelayakan hidup di kota -kota besar di pesisir pantai—yang seringkali menjadi pusat perdagangan dan perdagangan besar, serta merupakan rumah bagi jutaan orang.

Namun hal yang terabaikan adalah bagaimana kota-kota pesisir tenggelam—sebuah fenomena yang disebut penurunan tanah lokal relatif (RLLS)—yang terjadi ketika material bawah tanah, seperti tanah, batu, atau bahkan bangunan buatan manusia, memadat atau runtuh, sehingga menyebabkan permukaan di atasnya tenggelam. tenggelam.

Hal ini dapat memperburuk dampak kenaikan permukaan air laut (saat ini rata-rata sebesar 3,7 mm/tahun), dan merupakan metrik yang berguna untuk melacak masyarakat pesisir.

Melansir Visual Capitalist, Creator Planet Anomaly, melihat 10 kota teratas yang diberi peringkat berdasarkan kecepatan puncak penurunan permukaan tanah. Grafik ini didasarkan pada makalah yang diterbitkan oleh Nature Sustainability, yang menggunakan data satelit untuk melacak perubahan penurunan permukaan tanah di 48 kota pesisir berpenduduk tinggi yang terletak dalam jarak 50 kilometer dari garis pantai. Pengumpulan data mereka berlangsung selama enam tahun dari 2014 hingga 2020.

Radar aperture sintetis interferometri (InSAR) menggunakan dua gambar yang diambil pada waktu berbeda, yang kemudian dibandingkan untuk membuat interferogram. Interferogram ini menggambarkan perubahan pergerakan tanah relatif terhadap titik referensi garis pandang satelit dari waktu ke waktu. Dengan menganalisis serangkaian interferogram ini, peneliti dapat memperkirakan kecepatan permukaan bumi dalam jangka panjang untuk setiap kota.

Dalam jangka waktu tersebut, mereka menemukan bahwa 44 kota yang mereka teliti—kebanyakan merupakan kota besar yang berpenduduk padat, kota-kota besar yang maju, dibangun di atas delta sungai yang datar dan rendah—memiliki wilayah yang tenggelam lebih cepat dibandingkan kenaikan permukaan air laut.

Salah satu kota teratas dalam daftar adalah Tianjin, China dengan populasi lebih dari 14 juta orang, yang wilayah kotanya mengalami kecepatan RLLS puncak sebesar 43 mm per tahun antara tahun 2014–2020. Kecepatan mediannya jauh lebih rendah, yaitu 6 mm/tahun, yang berarti beberapa wilayah tenggelam jauh lebih cepat dibandingkan wilayah metropolitan secara keseluruhan.

Tianjin berbatasan dengan kotamadya Beijing di barat laut dan Teluk Bohai di timur. Pada bulan Juni 2023, retakan besar muncul di jalan-jalan Tianjin, yang disebabkan oleh runtuhnya tanah bawah tanah, yang merupakan produk sampingan dari pengeboran panas bumi yang ekstensif, menurut pemerintah setempat.

Deretan Kota Pesisir yang Paling Cepat Tenggelam, Jakarta Peringkat Berapa?

Foto/Reuters

Deretan Kota Pesisir yang Paling Cepat Tenggelam

1. Tianjin, China, 43 mm/tahun
2. Ho Chi Minh, Vietnam 43 mm/tahun
3. Chittagong, Bangladesh 37 mm/tahun
4. Yangon, Myanmar 31 mm/tahun
5. Jakarta, Indonesia mm/tahun
6. Ahmedabad, India 23 mm/tahun
7. Istanbul, Turki 19 mm/tahun
8. Houston, AS 17 mm/tahun
9. Lagos, Nigeria 17 mm/tahun
10. Manila, Filipina 17 mm/tahun

Kota Ho Chi Minh (populasi 9 juta jiwa) di Vietnam juga menghadapi tingkat RLLS yang serupa dengan Tianjin meskipun kecepatan mediannya jauh lebih tinggi yaitu 16 mm/tahun.

Chittagong, Bangladesh, Yangon, Myanmar, dan Jakarta, Indonesia, merupakan lima kota pesisir yang paling cepat mengalami penurunan permukaan tanah berdasarkan penurunan permukaan tanah. Mereka semua menghadapi faktor-faktor yang berkontribusi serupa seperti yang dicatat oleh penulis makalah di bawah ini:

Banyak dari kota-kota pesisir yang mengalami penurunan permukaan tanah dengan cepat kini menjadi kota-kota besar yang berkembang pesat, dimana faktor-faktor antropogenik, seperti tingginya kebutuhan akan pengambilan air tanah dan pembebanan dari struktur bangunan yang padat, berkontribusi terhadap penurunan permukaan tanah setempat.

Faktanya, Indonesia mempunyai rencana ambisius untuk merelokasi ibu kotanya yang tenggelam, Jakarta, ke pulau lain, sebuah langkah yang dapat merugikan pemerintah Indonesia lebih dari USD120 miliar. Hal ini terjadi setelah sepertiga wilayah Jakarta diperkirakan akan tenggelam pada tahun 2050. Selain sering terjadi banjir, Jakarta juga sangat rawan terhadap gempa bumi.


Mengapa Mengukur Penurunan Tanah Lokal?

Para peneliti dalam laporan ini berargumentasi bahwa penurunan permukaan tanah setempat sering kali diremehkan dalam penilaian kenaikan permukaan air laut dan hal ini penting bagi pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir.

Data yang mereka kumpulkan—kecepatan puncak versus kecepatan median—juga memungkinkan mereka mengidentifikasi wilayah dan lingkungan tertentu di kota-kota yang mengalami penurunan muka tanah dengan cepat sehingga menghadapi paparan lebih besar terhadap bahaya pesisir.

Di New York, misalnya, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penurunan permukaan tanah hanya terjadi di sebelah barat Breezy Point dan “tidak boleh diekstrapolasi ke arah timur sepanjang pantai” Long Island.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)