5 Fakta Negara Transnistria, Negara Kecil yang Meminta Dukungan dari Rusia

Sabtu, 02 Maret 2024 - 11:52 WIB
loading...
5 Fakta Negara Transnistria,...
Patung pemimpin komunis Lenin terlihat di depan gedung parlemen di Tiraspol, Transdniestria atau Transnistria, yang memproklamirkan diri lepas dari Moldova. Foto/REUTERS/Gleb Garanich
A A A
TIRASPOL - Transnistria merupakan salah satu negara kecil di wilayah Eropa Timur yang berbatasan dengan Ukraina. Saat ini negara tersebut tengah meminta bantuan dari Rusia untuk menghadapi tekanan dari Moldova.

Tiraspol menyebutkan jika Moldova telah melancarkan perang ekonomi dengan memblokir impor penting dengan tujuan mengubah negara kecil itu menjadi kawasan terbelakang. Namun pernyataan ini justru ditentang oleh pihak Moldova.

Jika memang permintaan dukungan ini disetujui oleh Moskow, maka ini bakal jadi mimpi buruk bagi Ukraina yang nantinya akan mendapat tekanan dari dua sisi.

Lantas sebenarnya negara apakah Transnistria itu dan apa kaitan mereka dengan Rusia? Pertanyaan ini akan dijawab melalui fakta berikut.

Fakta Negara Transnistria

1. Pernah Jadi Negara Bagian dari Moldova


Menurut BBC, Transnistria atau Trans-Dniester merupakan sebidang tanah sempit antara sungai Dniester dan perbatasan Ukraina yang telah memisahkan diri dari Moldova pada tahun 1990.

Sayangnya keberadaan negara ini tidak diakui oleh komunitas internasional karena perselisihannya dengan Moldova.

Referendum kemerdekaan pada bulan September 2006, yang tidak diakui oleh Moldova atau komunitas internasional, menunjukkan bahwa wilayah tersebut menegaskan kembali tuntutannya untuk kemerdekaan dan memberikan suara untuk mendukung persatuan dengan Rusia.

2. Akar Konflik dengan Moldova


Transnistria yang sebelumnya merupakan negara yang dikuasai Uni Soviet ini adalah bagian otonom Ukraina, dan wilayah tetangga Bessarabia. Sehingga sebagian besar penduduk di wilayah ini menggunakan bahasa Rusia.

Namun di hari-hari terakhir Uni Soviet, kekhawatiran muncul di wilayah Dniester atas meningkatnya nasionalisme Moldova.

Ditambah lagi dengan ditetapkannya undang-undang tahun 1989 yang menjadikan bahasa Moldova sebagai bahasa resmi menambah ketegangan dan wilayah tersebut memisahkan diri pada bulan September 1990.

Pasukan paramiliter wilayah yang memisahkan diri mengambil alih lembaga-lembaga publik Moldova di wilayah tersebut pada tahun 1991.

Pertempuran semakin intensif, yang berpuncak pada pertempuran di tepi kanan sungai Dniester pada bulan Juni 1992. Hingga 700 orang tewas dalam konflik tersebut.

Pada akhirnya konflik ini terhenti usai penandatanganan gencatan senjata pada bulan Juli 1992, dibarengi dengan pembentukan zona keamanan demiliterisasi.

3. Hubungan Rusia dengan Transnistria


Keterkaitan Rusia dengan negara kecil ini sebenarnya sudah mulai terlihat di tahun 2001, ketika Moskow selalu menjadi batu sandungan dalam perundingan damai antara Transnistria dengan Moldova.

Tidak hanya itu, Rusia juga menopang kawasan ini dengan bantuan keuangan. Negara ini mempunyai reputasi korupsi, kejahatan terorganisir dan penyelundupan, dan membantah tuduhan penjualan senjata ilegal dan pencucian uang.

4. Kaitan Transnistria dengan Perang Ukraina


Dilansir dari Al Jazeera, Rusia diperkirakan memiliki 1.500 tentara di Transnistria, yang disebut Moskow sebagai pasukan “penjaga perdamaian”. Kyiv khawatir pasukan tersebut dapat digunakan untuk menyerang Ukraina dari barat.

Bahkan Rusia telah melakukan latihan militer di wilayah tersebut baru-baru ini pada tanggal 2 Februari, dan mengatakan kehadiran mereka disitu adalah untuk melindungi wilayah mereka dari Moldova.

5. Presiden Transnistria Mendukung Langkah Bergabung dengan Rusia


Presiden Transnistria saat ini yakni Vadim Krasnoselsky yang memenangkan pemilu 2021 lalu, menyatakan dukungannya agar Transnistria menjadi bagian dari Rusia dalam berbagai kesempatan.

Vadim Krasnoselsky sendiri merupakan tokoh politik yang terkemuka di negara itu, karena sebelumnya dia sempat menjabat sebagai menteri dalam negeri dari tahun 2007 hingga 2012, dan merupakan anggota parlemen pada tahun 2015.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1706 seconds (0.1#10.140)