Moskow Jawab Ancaman AS soal Perang Langsung Rusia-NATO: Itu Gila!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia merespons klaim Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin bahwa NATO dan Rusia bisa berakhir dalam konfrontasi langsung jika Ukraina kalah dalam konfliknya dengan Moskow.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menganggap pernyataan Austin itu adalah hal yang “gila”.
Dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS pada Kamis (29/2/2024), Austin menilai Presiden Rusia Vladimir Putin “tidak akan berhenti” jika pasukannya menang melawan Ukraina.
Negara-negara tetangga Rusia di kawasan Baltik “memahami Putin dan kemampuannya. Dan sejujurnya, jika Ukraina jatuh, saya yakin NATO akan melawan Rusia,” ujar kepala Pentagon itu.
Dalam postingan di Telegram pada hari yang sama, Zakharova mengatakan dia bertanya-tanya apakah pernyataan Austin merupakan “ancaman langsung terhadap Rusia atau upaya untuk memberikan alasan bagi (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky?”
“Dalam kedua kasus tersebut, ini gila. Tetapi sekarang semua orang melihat siapa agresornya, itu adalah Washington,” papar dia.
Pernyataan Kepala Pentagon itu muncul ketika anggota parlemen dari Partai Republik terus menolak upaya pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan tambahan bantuan militer senilai USD60 miliar untuk Ukraina.
Beberapa anggota parlemen menuntut agar bantuan ke Kiev dibarengi dengan langkah-langkah untuk mengamankan perbatasan dengan Meksiko.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, yang mengunjungi Kiev pekan lalu, mengatakan Ukraina saat ini “kalah perang” terhadap Rusia.
Menurut Schumer, Zelensky dan pejabat Ukraina lainnya menjelaskan kepadanya bahwa, “Jika mereka tidak mendapatkan bantuan, mereka pasti akan kalah perang.”
Pada Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengisyaratkan pasukan NATO dapat dikirim ke Ukraina jika situasi di Kiev terus memburuk.
“Tidak ada konsensus” di antara anggota blok pimpinan AS mengenai penempatan pasukan di Ukraina, namun “dalam hal dinamika, kami tidak dapat mengecualikan apa pun. Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mencegah Rusia memenangkan perang ini,” ujar Macron.
Sejak saat itu, AS, Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan anggota NATO lainnya menjauhkan diri dari pernyataan Macron, dan menekankan tidak ada rencana menggunakan kekuatan blok tersebut di Ukraina.
Dalam pidatonya di Majelis Federal pada Kamis, Putin sekali lagi menolak spekulasi AS dan sekutunya bahwa Rusia mungkin menargetkan negara-negara NATO.
“Barat memprovokasi konflik di Ukraina... dan mereka terus berbohong. Kini, tanpa rasa malu, mereka mengatakan Rusia diduga bermaksud menyerang Eropa. Kami di sini paham itu tidak masuk akal,” tegas Putin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menganggap pernyataan Austin itu adalah hal yang “gila”.
Dalam sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR AS pada Kamis (29/2/2024), Austin menilai Presiden Rusia Vladimir Putin “tidak akan berhenti” jika pasukannya menang melawan Ukraina.
Negara-negara tetangga Rusia di kawasan Baltik “memahami Putin dan kemampuannya. Dan sejujurnya, jika Ukraina jatuh, saya yakin NATO akan melawan Rusia,” ujar kepala Pentagon itu.
Dalam postingan di Telegram pada hari yang sama, Zakharova mengatakan dia bertanya-tanya apakah pernyataan Austin merupakan “ancaman langsung terhadap Rusia atau upaya untuk memberikan alasan bagi (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky?”
“Dalam kedua kasus tersebut, ini gila. Tetapi sekarang semua orang melihat siapa agresornya, itu adalah Washington,” papar dia.
Pernyataan Kepala Pentagon itu muncul ketika anggota parlemen dari Partai Republik terus menolak upaya pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan tambahan bantuan militer senilai USD60 miliar untuk Ukraina.
Beberapa anggota parlemen menuntut agar bantuan ke Kiev dibarengi dengan langkah-langkah untuk mengamankan perbatasan dengan Meksiko.
Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer, yang mengunjungi Kiev pekan lalu, mengatakan Ukraina saat ini “kalah perang” terhadap Rusia.
Menurut Schumer, Zelensky dan pejabat Ukraina lainnya menjelaskan kepadanya bahwa, “Jika mereka tidak mendapatkan bantuan, mereka pasti akan kalah perang.”
Pada Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengisyaratkan pasukan NATO dapat dikirim ke Ukraina jika situasi di Kiev terus memburuk.
“Tidak ada konsensus” di antara anggota blok pimpinan AS mengenai penempatan pasukan di Ukraina, namun “dalam hal dinamika, kami tidak dapat mengecualikan apa pun. Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk mencegah Rusia memenangkan perang ini,” ujar Macron.
Sejak saat itu, AS, Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, dan anggota NATO lainnya menjauhkan diri dari pernyataan Macron, dan menekankan tidak ada rencana menggunakan kekuatan blok tersebut di Ukraina.
Dalam pidatonya di Majelis Federal pada Kamis, Putin sekali lagi menolak spekulasi AS dan sekutunya bahwa Rusia mungkin menargetkan negara-negara NATO.
“Barat memprovokasi konflik di Ukraina... dan mereka terus berbohong. Kini, tanpa rasa malu, mereka mengatakan Rusia diduga bermaksud menyerang Eropa. Kami di sini paham itu tidak masuk akal,” tegas Putin.
(sya)