6 Negara Arab yang Masih Punya Hubungan Dagang dengan Israel saat Perang Gaza
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Genosida yang dilakukan Israel telah membunuh lebih dari 30.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Tak hanya itu, lebih dari 70.000 orang terluka dan 7.000 orang hilang atau diperkirakan tewas di reruntuhan akibat serangan rezim kolonial Zionis.
Meski demikian, sejumlah negara-negara Arab masih menjalin hubungan perdagangan dengan Israel. Rezim kolonial Zionis itu pun meraup banyak keuntungan ekonomi dari perdagangan tersebut.
Berikut ini negara-negara Arab yang masih menjalin hubungan dagang dengan Israel saat genosida berlangsung di Jalur Gaza.
Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 1979.
Dalam hal perdagangan, produk yang dipertukarkan antara Mesir dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
Selain itu, volume perdagangan antara Mesir dan Israel pada tahun 2021 mencapai USD330 juta.
Yordania dan Israel menjalin hubungan diplomatik secara resmi pada tahun 1994. Sejak itu, kedua negara telah membangun berbagai bentuk kerjasama, termasuk dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
Salah satu proyek kerjasama utama yang dibangun kedua negara adalah Qualifying Industrial Zone (QIZ) yang mengadopsi konsep Zona Ekonomi Khusus, dan proyek Jordan Rift Valley (JRV), kerjasama pengembangan daerah.
Berdasarkan pola perdagangan umum di kawasan tersebut, kerja sama itu diperkirakan melibatkan berbagai sektor termasuk pertanian, manufaktur, dan teknologi tinggi.
UEA menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Perdagangan non-minyak antara UEA dan Israel mencapai Rp 31 triliun dalam sembilan bulan pertama 2022.
Produk yang dipertukarkan antara UEA dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 20201. Meski demikian, Bahrain tidak mengizinkan impor barang-barang Israel yang diproduksi di kawasan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Produk yang diperdagangkan antara Sudan dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Produk yang dipertukarkan antara Maroko dan Israel meliputi agrobisnis, kedirgantaraan, dan energi terbarukan.
Hubungan perdagangan ini menunjukkan meskipun terdapat konflik dan perbedaan politik, perdagangan dan ekonomi seringkali menjadi jembatan yang menghubungkan negara-negara tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa normalisasi hubungan ini seringkali menimbulkan kontroversi dan perdebatan, terutama terkait dengan isu Palestina.
Meski demikian, sejumlah negara-negara Arab masih menjalin hubungan perdagangan dengan Israel. Rezim kolonial Zionis itu pun meraup banyak keuntungan ekonomi dari perdagangan tersebut.
Berikut ini negara-negara Arab yang masih menjalin hubungan dagang dengan Israel saat genosida berlangsung di Jalur Gaza.
1. Mesir
Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 1979.
Dalam hal perdagangan, produk yang dipertukarkan antara Mesir dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
Selain itu, volume perdagangan antara Mesir dan Israel pada tahun 2021 mencapai USD330 juta.
2. Yordania
Yordania dan Israel menjalin hubungan diplomatik secara resmi pada tahun 1994. Sejak itu, kedua negara telah membangun berbagai bentuk kerjasama, termasuk dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
Salah satu proyek kerjasama utama yang dibangun kedua negara adalah Qualifying Industrial Zone (QIZ) yang mengadopsi konsep Zona Ekonomi Khusus, dan proyek Jordan Rift Valley (JRV), kerjasama pengembangan daerah.
Berdasarkan pola perdagangan umum di kawasan tersebut, kerja sama itu diperkirakan melibatkan berbagai sektor termasuk pertanian, manufaktur, dan teknologi tinggi.
3. Uni Emirat Arab (UEA)
UEA menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Perdagangan non-minyak antara UEA dan Israel mencapai Rp 31 triliun dalam sembilan bulan pertama 2022.
Produk yang dipertukarkan antara UEA dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
4. Bahrain
Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 20201. Meski demikian, Bahrain tidak mengizinkan impor barang-barang Israel yang diproduksi di kawasan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
5. Sudan
Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Produk yang diperdagangkan antara Sudan dan Israel meliputi lemak dan minyak hewani atau nabati.
6. Maroko
Maroko menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020. Produk yang dipertukarkan antara Maroko dan Israel meliputi agrobisnis, kedirgantaraan, dan energi terbarukan.
Hubungan perdagangan ini menunjukkan meskipun terdapat konflik dan perbedaan politik, perdagangan dan ekonomi seringkali menjadi jembatan yang menghubungkan negara-negara tersebut.
Namun, penting untuk dicatat bahwa normalisasi hubungan ini seringkali menimbulkan kontroversi dan perdebatan, terutama terkait dengan isu Palestina.
(sya)