AS: Putin Gagalkan Amerika untuk Membarat-baratkan Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa Presiden Vladimir Putin telah menggagalkan rencana Amerika untuk "membarat-baratkan" Rusia.
Itu disampaikan Pelaksana Tugas Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada CNN.
Nuland menjelaskan bahwa Washington menginginkan pemimpin yang patuh di Kremlin yang akan “membarat-baratkan” Rusia.
“Sejujurnya, bukan Rusia [sekarang ini] yang kami inginkan,” kata Nuland kepada Christiane Amanpour dari CNN.
“Kami menginginkan mitra yang bersifat westernisasi, yaitu Eropa. Tapi bukan itu yang dilakukan Putin," katanya lagi, yang dilansir RT, Senin (26/2/2024).
Pendahulu Putin, Boris Yeltsin, mendapat dukungan Washington ketika dia mengawasi privatisasi ekonomi Rusia yang terburu-buru pada tahun 1990-an.
Reformasi yang dilakukan Yeltsin menyebabkan bangkitnya kelompok yang disebut "oligarki", yang mengumpulkan kekayaan besar dengan menjual sumber daya alam Rusia kepada pembeli Barat, sementara mayoritas penduduknya menghadapi penurunan angka harapan hidup, melonjaknya angka kejahatan dan pembunuhan, serta jatuhnya rubel.
Putin, yang pertama kali menjabat pada tahun 2000, dikenal luas karena berhasil menjinakkan kaum oligarki, menegakkan ketertiban umum, dan membalikkan kemerosotan ekonomi dan sosial pada tahun 1990-an.
Putin awalnya mencari hubungan persahabatan dengan Barat, dan mengatakan kepada jurnalis Amerika Tucker Carlson awal bulan ini bahwa dia bertanya kepada Presiden AS saat itu Bill Clinton apakah Rusia suatu hari nanti bisa bergabung dengan NATO, namun ditolak.
Itu disampaikan Pelaksana Tugas Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada CNN.
Nuland menjelaskan bahwa Washington menginginkan pemimpin yang patuh di Kremlin yang akan “membarat-baratkan” Rusia.
“Sejujurnya, bukan Rusia [sekarang ini] yang kami inginkan,” kata Nuland kepada Christiane Amanpour dari CNN.
“Kami menginginkan mitra yang bersifat westernisasi, yaitu Eropa. Tapi bukan itu yang dilakukan Putin," katanya lagi, yang dilansir RT, Senin (26/2/2024).
Pendahulu Putin, Boris Yeltsin, mendapat dukungan Washington ketika dia mengawasi privatisasi ekonomi Rusia yang terburu-buru pada tahun 1990-an.
Reformasi yang dilakukan Yeltsin menyebabkan bangkitnya kelompok yang disebut "oligarki", yang mengumpulkan kekayaan besar dengan menjual sumber daya alam Rusia kepada pembeli Barat, sementara mayoritas penduduknya menghadapi penurunan angka harapan hidup, melonjaknya angka kejahatan dan pembunuhan, serta jatuhnya rubel.
Putin, yang pertama kali menjabat pada tahun 2000, dikenal luas karena berhasil menjinakkan kaum oligarki, menegakkan ketertiban umum, dan membalikkan kemerosotan ekonomi dan sosial pada tahun 1990-an.
Putin awalnya mencari hubungan persahabatan dengan Barat, dan mengatakan kepada jurnalis Amerika Tucker Carlson awal bulan ini bahwa dia bertanya kepada Presiden AS saat itu Bill Clinton apakah Rusia suatu hari nanti bisa bergabung dengan NATO, namun ditolak.