Para Dokter Muda di Korea Selatan Unjuk Rasa, Banyak Rumah Sakit Batalkan Operasi

Kamis, 22 Februari 2024 - 19:15 WIB
loading...
A A A
Ini termasuk pasien yang menunggu pengobatan kanker serta wanita hamil.

Hong Jae-ryun, pasien kanker otak berusia 50-an tahun, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kemoterapinya telah ditunda tanpa tanggal yang jelas karena situasi saat ini, meskipun kanker telah menyebar ke paru-paru dan hatinya.

“Itu tidak masuk akal. Di tengah konflik antara pemerintah dan dokter, apa yang bisa dikatakan oleh pasien yang tidak berdaya? Rasanya seperti pengkhianatan,” ujar Hong.

Dia menambahkan, “Ketika tidak ada orang yang bisa dipercaya dan diandalkan selain dokter, rasanya berlebihan jika menangani masalah dengan cara seperti ini.”

Sementara itu, surat kabar Hankyoreh mengatakan beberapa rumah sakit menunda operasi caesar bagi wanita hamil dan mengatakan kepada mereka bahwa anestesi epidural selama persalinan tidak akan tersedia.

Seorang pejabat di Rumah Sakit Severance mengatakan fasilitas tersebut tidak memiliki “petugas magang dan residen anestesiologi, dan itu berarti kami tidak dapat memberikan epidural.”

Pemerintahan Presiden Yoon Suk-yeol, yang telah memerintahkan para dokter yang mogok untuk kembali bekerja, mengatakan pada Selasa bahwa mereka akan meminta surat perintah penangkapan dan meluncurkan penyelidikan terhadap mereka yang menjadi ujung tombak pemogokan tersebut.

“Jika tindakan kolektif ilegal benar-benar mengakibatkan kerugian pada kehidupan dan kesehatan pasien, (dokter peserta pelatihan) akan dimintai pertanggungjawaban hingga tingkat tertinggi,” ujar pemerintah, menurut Yonhap.

Sementara itu, survei publik menunjukkan sebagian besar masyarakat Korea mendukung rencana pemerintah tersebut.

Jajak pendapat Gallup Korea baru-baru ini menunjukkan sekitar 76% responden mendukung rencana tersebut, terlepas dari afiliasi politiknya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1218 seconds (0.1#10.140)