Para Dokter Muda di Korea Selatan Unjuk Rasa, Banyak Rumah Sakit Batalkan Operasi
loading...
A
A
A
SEOUL - Para dokter muda di Korea Selatan (Korsel) terus menggelar unjuk rasa sebagai bentuk protes atas usulan reformasi kesehatan.
Akibatnya, banyak rumah sakit di negara itu terpaksa membatalkan atau menunda operasi dan prosedur medis, termasuk pengobatan kanker, menurut laporan media.
Laporan pada Kamis (22/2/2024) ini muncul ketika pemerintah Korea Selatan memanggil para dokter untuk mengadakan perundingan dan mengancam akan menangkap mereka yang memimpin pemogokan tersebut.
Sejauh ini, sekitar 9.275 dokter muda atau hampir dua pertiga dari dokter muda di negara tersebut telah bergabung dalam protes terhadap rencana pemerintah meningkatkan jumlah siswa yang diterima di sekolah kedokteran.
Rencana tersebut diumumkan sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem layanan kesehatan di salah satu masyarakat dengan penuaan tercepat di dunia.
Para dokter menyatakan perubahan tersebut akan merugikan penyediaan layanan dan kualitas pendidikan.
Namun para pengkritik mengatakan para dokter muda terutama khawatir reformasi tersebut dapat mengikis gaji dan prestise sosial mereka.
Kantor berita Yonhap, mengutip sumber-sumber medis, mengatakan penghentian pekerjaan telah memaksa lima rumah sakit umum terbesar di ibu kota Korea Selatan, Seoul, secara drastis mengurangi operasi dan prosedur medis.
“Pembedahan dikurangi setengahnya di Rumah Sakit Severance di pusat kota Seoul, sedangkan Rumah Sakit St Mary dan Pusat Medis Asan di selatan dan timur Seoul, masing-masing mengurangi kapasitas operasi mereka sebesar 30 persen,” ungkap laporan tersebut.
Akibatnya, banyak rumah sakit di negara itu terpaksa membatalkan atau menunda operasi dan prosedur medis, termasuk pengobatan kanker, menurut laporan media.
Laporan pada Kamis (22/2/2024) ini muncul ketika pemerintah Korea Selatan memanggil para dokter untuk mengadakan perundingan dan mengancam akan menangkap mereka yang memimpin pemogokan tersebut.
Sejauh ini, sekitar 9.275 dokter muda atau hampir dua pertiga dari dokter muda di negara tersebut telah bergabung dalam protes terhadap rencana pemerintah meningkatkan jumlah siswa yang diterima di sekolah kedokteran.
Rencana tersebut diumumkan sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem layanan kesehatan di salah satu masyarakat dengan penuaan tercepat di dunia.
Para dokter menyatakan perubahan tersebut akan merugikan penyediaan layanan dan kualitas pendidikan.
Namun para pengkritik mengatakan para dokter muda terutama khawatir reformasi tersebut dapat mengikis gaji dan prestise sosial mereka.
Kantor berita Yonhap, mengutip sumber-sumber medis, mengatakan penghentian pekerjaan telah memaksa lima rumah sakit umum terbesar di ibu kota Korea Selatan, Seoul, secara drastis mengurangi operasi dan prosedur medis.
“Pembedahan dikurangi setengahnya di Rumah Sakit Severance di pusat kota Seoul, sedangkan Rumah Sakit St Mary dan Pusat Medis Asan di selatan dan timur Seoul, masing-masing mengurangi kapasitas operasi mereka sebesar 30 persen,” ungkap laporan tersebut.