Dievakuasi Israel dari Suriah, Siapa White Helmets?

Senin, 23 Juli 2018 - 13:31 WIB
Dievakuasi Israel dari Suriah, Siapa White Helmets?
Dievakuasi Israel dari Suriah, Siapa White Helmets?
A A A
DAMASKUS - Militer Israel telah mengevakuasi kelompok sukarelawan White Helmets (Helm Putih) dari Suriah. Kelompok itu di bawah perlindungan ketat dibawa ke wilayah yang aman di Yordania pada malam hari.

Ada sekitar 422 orang yang dievakuasi dari Suriah. Israel mengakui, evakuasi dilakukan atas permintaan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Usai dibawa ke Yordania, mereka akan dimukimkan kembali di Kanada, Jerman dan Inggris.

Siapa sebenarnya kelompok White Helmets, sehingga militer Tel Aviv repot-repot turun tangan membawa mereka keluar dari medan perang di Suriah?

Kelompok sukarelawan ini pernah jadi sorotan masyarakat internasional ketika mendokumentasikan evakuasi para korban perang Aleppo, Suriah. Film dokumenter mereka perna meraih Oscar dan pernah dicalonkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian.

Operasi kelompok Helm Putih selama ini berlangsung di wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak Suriah dan kelompok militan seperti ISIS dan al-Nusra. Lantaran berada di lokasi musuh-musuh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, mereka bersiko tewas jika terkena serangan militer Suriah dan sekutunya, Rusia.

"Mereka benar-benar melakukan kebaikan,” kata Bessma Momani, seorang pejabat senior di Center for International Governance Innovation, kepada CTV News Channel, Senin (23/7/2018).

Selama perang Suriah, mereka muncul sebagai kelompok yang sering dipuji oleh para pemimpin Barat. Barat menilai, kelompok Helm Putih tidak berafiliasi dengan faksi-faksi yang bertikai di Suriah dan memiliki kepentingan tunggal dalam membantu korban perang.

Penggambaran kelompok ini digemakan oleh Menteri Luar Negeri Chrystia Freeland, yang menyebut mereka "pahlawan" yang mendapat dukungan lama dari Kanada.

"The White Helmets adalah sukarelawan yang berani dan penanggap pertama yang mempertaruhkan hidup mereka untuk membantu teman-teman Suriah mereka yang menjadi sasaran kekerasan yang tidak masuk akal," kata Freeland dalam sebuah pernyataan.
"Ketika anak-anak, wanita, dan pria di Suriah melarikan diri untuk hidup mereka, White Helmets berjalan menuju bahaya, menuju puing-puing, untuk menyelamatkan yang tidak bersalah dan yang terluka."
Versi Suriah

Bagi Presiden Assad, kelompok Helm Putih tak lebih dari "agen" yang bekerja untuk kekuatan asing. Kelompok relawan ini kerap dianggap melakukan propaganda, termasuk merekayasa serangan senjata kimia dengan dokumenter palsu.

Rusia pun beranggapan serupa dengan sekutunya. Bagi Moskow, kelompok itu mendiskreditkan pemerintah Suriah yang berjuang mati-matian mengusir kelompok militan dari negara tersebut.

Anggapan rezim Suriah wajar, terlebih kelompok Helm Putih selama ini bekerja dengan bayaran dari Amerika Serikat (AS) yang kebijakannya mendukung pemberontak Suriah.

Namun, AS pada Mei lalu membekukan pendanaan tersebut. Departemen Luar Negeri AS mengatakan dukungan berada di bawah tinjauan aktif. AS diketahui telah menyumbang sekitar sepertiga dari dana keseluruhan kelompok tersebut.

Penghentian pendanaan ini terjadi kurang dari dua bulan usai pertemuan antara kelompok itu dengan pihak Departemen Luar Negeri AS.

"Ini adalah perkembangan yang sangat mengkhawatirkan," kata seorang pejabat White Helmets. "Pada akhirnya, ini akan berdampak negatif pada kemampuan pekerja kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa."

Tujuh anggota kelompok ini tewas musim panas lalu ketika orang-orang bersenjata menyerbu salah satu kantor mereka. Delapan lainnya tewas dalam serangan udara musim semi lalu.

Menurut kelompok Helm Putih, bagian dari keanggotaan mereka termasuk ribuan orang Suriah yang telah berjanji akan menghormati kemanusiaan, solidaritas, dan ketidakberpihakan.

Dengan bantuan pemerintah-pemerintah Barat, mereka telah mengikuti pelatihan, termasuk secara online, dalam segala hal. Mulai dari pertolongan pertama sampai memasuki sebuah bangunan yang di ambang kehancuran.

"Ini bukan penyelamat dengan pelatihan," kata Momani. “Mereka adalah segalanya, mulai dari guru, perawat hingga dokter yang menyadari selama perang bahwa salah satu tantangan terbesar di hadapan mereka adalah banyak orang terjebak di bawah reruntuhan. Banyak orang dengan polos terjebak dalam perang saudara ini."

Kelompok ini dinominasikan untuk pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2016. Anggotanya adalah para subjek dari "The White Helmets", sebuah film 2016 yang memenangkan Oscar untuk Best Documentary Short. Dokumenter itu menunjukkan para relawan menyelamatkan orang-orang dari bangunan yang dihancurkan dengan serangan udara.

Diperkirakan 300.000 warga Suriah telah mengungsi sejak pertempuran di barat daya negara itu meningkat bulan lalu. Banyak dari mereka telah menuju perbatasan Yordania untuk mencari perlindungan dan keamanan di negara itu.

Momani mengatakan, dengan dievakuasi kelompok Helm Putih ke Yordania, situasi yang dialami rakyat Suriah bisa berubah menjadi buruk, karena rezim Assad gencar melakukan serangan

"Rezim ini cukup bersedia untuk menghancurkan tempat untuk mendapatkannya kembali," katanya. “Begitu pasukan rezim masuk ke sana, mereka akan mengejar begitu banyak orang yang tidak bersalah. Kami benar-benar harus mempersiapkan pembantaian besar-besaran."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4357 seconds (0.1#10.140)