Rusia: Tak Ada Prospek Stabilisasi Gaza karena Sikap Tanpa Kompromi Israel

Rabu, 14 Februari 2024 - 13:15 WIB
loading...
Rusia: Tak Ada Prospek Stabilisasi Gaza karena Sikap Tanpa Kompromi Israel
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov. Foto/mid.ru
A A A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Selasa (13/2/2024) bahwa tidak ada prospek stabilisasi situasi di Jalur Gaza dengan cepat karena “sikap tanpa kompromi” Israel.

Berbicara pada pertemuan Klub Diskusi Valdai mengenai Timur Tengah, Lavrov mengatakan, “Mempertimbangkan sikap kepemimpinan Israel yang tidak kenal kompromi untuk melanjutkan aksi militer di Gaza, yang sekarang meluas ke Rafah, kami tidak melihat prospek stabilisasi cepat situasi di sektor ini.”

Menlu Rusia menegaskan kembali perlunya menciptakan kondisi untuk “permukiman berkelanjutan yang dapat diandalkan” di Gaza, sekaligus mencapai gencatan senjata.

Dia juga mengatakan Rusia menarik perhatian pada inisiatifnya di Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan konsultasi dengan negara-negara regional guna “menyelaraskan pendekatan mereka dalam mendukung pembentukan negara Palestina.”

“Menyusul hal ini, kami mengusulkan diadakannya pertemuan antar-Palestina dengan partisipasi semua faksi terkemuka Palestina untuk mengatasi perpecahan internal,” ujar Lavrov lebih lanjut.

Lavrov juga mengatakan memburuknya situasi di Timur Tengah “belum mencapai batasnya”. Dia menggarisbawahi eskalasi di luar Palestina berperan dalam ketidakstabilan regional.



Menteri luar negeri Rusia kemudian menuduh Amerika Serikat (AS) tidak hanya mendorong Palestina dan Israel, tetapi seluruh Timur Tengah ke dalam “bencana.”

“Dalam proses Timur Tengah, maksud saya Amerika, mereka lebih suka mengandalkan dominasi mereka di kawasan dan kini berupaya mengecualikan Rusia dari berbagai upaya internasional yang bertujuan menciptakan kondisi bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas abadi,” ujar dia.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 28.473 warga Palestina telah terbunuh, dan 68.106 orang terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, sebanyak 8.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.

Pengungsian itu kini menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)