Tak Dideportasi, Zakir Naik Berterima Kasih pada Mahathir
A
A
A
PETALING JAYA - Ulama kondang asal India, Zakir Naik, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Malaysia dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad karena mengizinkannya tinggal di negara tersebut. Mahathir telah menolak mendeportasi ulama itu ke India.
Dia mengatakan keputusan pemerintah Mahathir telah menegaskan kembali keperacyaannya pada keadilan dan keharmonisan komunal Malaysia. Dia memuji negara itu sebagai negara yang berhasil membuktikan keragaman multiras.
Zakir Naik sedang diburu otoritas keamanan India atas tuduhan terorisme dan pencucian uang. Namun, ulama itu telah menolak tuduhan tersebut.
Alasan Mahathir menolak mendeportasi Zakir Naik karena dia sudah berstatus penduduk tetap Malaysia. Status itu diberikan sejak era pemerintahan Najib Razak.
“Saya merasa rendah hati untuk menjadi bagian dari keragaman ini, dan saya juga mengakui kepekaan yang ditimbulkannya," kata Zakir.
"Saya tidak akan pernah ingin mengganggu atau membahayakan keharmonisan ini dengan cara apa pun atau melanggar aturan hukum negara ini karena itu adalah kepedulian utama saya untuk memupuk keharmonisan sosial yang saat ini dinikmati oleh warganya," lanjut Zakir.
Meski demikian, dia berharap mendapatkan keadilan dan bisa kembali ke negara asalnya, India. Dia mengaku berutang budi kepada Malaysia, tidak hanya sebagai orang yang mencari perlakuan yang adil, tetapi sebagai individu yang cinta kemanusiaan.
Dia mengklaim bahwa selama beberapa tahun terakhir, ribuan artikel berita, video YouTube dan posting di media sosial telah mengaitkan "pernyataan yang mengerikan" kepadanya yang sejatinya tidak pernah dia buat.
“Bagi siapa saja yang tidak ingin Islam disajikan sebagai agama damai, itu adalah cara cepat dan kotor untuk mendiskreditkan iman. Saya memohon kepada siapa saja yang menemukan materi semacam itu untuk memverifikasinya sebelum melompat pada kesimpulan," katanya, dikutip The Star, Rabu (11/7/2018).
“Karena kebenaran yang sederhana adalah bahwa setiap pernyataan yang diberikan kepada saya yang bertentangan dengan kemanusiaan adalah pernyataan palsu. Berkali-kali, saya telah menegaskan kembali bahwa seorang Muslim tidak bisa menjadi Muslim yang baik kecuali dia adalah manusia yang baik," imbuh dia.
Dia mengatakan keputusan pemerintah Mahathir telah menegaskan kembali keperacyaannya pada keadilan dan keharmonisan komunal Malaysia. Dia memuji negara itu sebagai negara yang berhasil membuktikan keragaman multiras.
Zakir Naik sedang diburu otoritas keamanan India atas tuduhan terorisme dan pencucian uang. Namun, ulama itu telah menolak tuduhan tersebut.
Alasan Mahathir menolak mendeportasi Zakir Naik karena dia sudah berstatus penduduk tetap Malaysia. Status itu diberikan sejak era pemerintahan Najib Razak.
“Saya merasa rendah hati untuk menjadi bagian dari keragaman ini, dan saya juga mengakui kepekaan yang ditimbulkannya," kata Zakir.
"Saya tidak akan pernah ingin mengganggu atau membahayakan keharmonisan ini dengan cara apa pun atau melanggar aturan hukum negara ini karena itu adalah kepedulian utama saya untuk memupuk keharmonisan sosial yang saat ini dinikmati oleh warganya," lanjut Zakir.
Meski demikian, dia berharap mendapatkan keadilan dan bisa kembali ke negara asalnya, India. Dia mengaku berutang budi kepada Malaysia, tidak hanya sebagai orang yang mencari perlakuan yang adil, tetapi sebagai individu yang cinta kemanusiaan.
Dia mengklaim bahwa selama beberapa tahun terakhir, ribuan artikel berita, video YouTube dan posting di media sosial telah mengaitkan "pernyataan yang mengerikan" kepadanya yang sejatinya tidak pernah dia buat.
“Bagi siapa saja yang tidak ingin Islam disajikan sebagai agama damai, itu adalah cara cepat dan kotor untuk mendiskreditkan iman. Saya memohon kepada siapa saja yang menemukan materi semacam itu untuk memverifikasinya sebelum melompat pada kesimpulan," katanya, dikutip The Star, Rabu (11/7/2018).
“Karena kebenaran yang sederhana adalah bahwa setiap pernyataan yang diberikan kepada saya yang bertentangan dengan kemanusiaan adalah pernyataan palsu. Berkali-kali, saya telah menegaskan kembali bahwa seorang Muslim tidak bisa menjadi Muslim yang baik kecuali dia adalah manusia yang baik," imbuh dia.
(mas)