Uni Eropa: NATO Tidak Bisa Menjadi Aliansi Militer A La Carte

Senin, 12 Februari 2024 - 17:52 WIB
loading...
Uni Eropa: NATO Tidak Bisa Menjadi Aliansi Militer A La Carte
NATO tidak bisa menjadi aliansi militer a la carte. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - NATO tidak bisa menjadi aliansi militer "a la carte" yang bergantung pada keinginan presiden AS. Itu ditegaskan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin (12/2/2024). Itu sebagai komentar terhhadap pernyataan Donald Trump mengenai NATO selama akhir pekan.

Mantan presiden AS Trump telah menyatakan bahwa AS mungkin tidak akan melindungi sekutu-sekutu NATO yang tidak memiliki dana cukup untuk pertahanan mereka dari potensi invasi Rusia.

Ketika diminta untuk menanggapi komentar Trump, Borrell mengatakan: "NATO tidak bisa menjadi aliansi militer 'a la carte'... tergantung pada humor presiden AS." Itu sebagai protes bahwa NATO merupakan aliansi yang bersama dan tidak berdiri sendiri seperti keinginan AS.

Bukan hanya Uni Eropa semata, beberapa rekan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik pada Minggu mengecamnya karena mengatakan dia tidak ingin melindungi anggota NATO dari serangan Rusia di masa depan jika kontribusi negara-negara tersebut terhadap aliansi pertahanan tertinggal.

“Inilah sebabnya saya sudah lama mengatakan bahwa dia tidak layak menjadi presiden Amerika Serikat,” kata mantan calon presiden dari Partai Republik Chris Christie dalam wawancara dengan program “Meet the Press” NBC.

Dalam rapat umum politik pada hari Sabtu di Carolina Selatan, Trump mengeluh tentang apa yang disebutnya sebagai pembayaran “tunggak” oleh beberapa negara NATO dan menceritakan apa yang dia katakan sebagai percakapan masa lalu dengan pemimpin “negara besar” tentang serangan Rusia terhadap negara-negara tersebut. .

"Tidak, saya tidak akan melindungi Anda. Bahkan saya akan mendorong mereka (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayarnya," kata Trump kepada pemimpin yang tidak disebutkan namanya itu.



Pernyataan tersebut memicu kecaman dari Gedung Putih, yang menyebutnya sebagai pernyataan yang "mengerikan dan tidak dapat ditolerir", serta dari pejabat tinggi negara-negara Barat lainnya.

Kegagalan sebagian besar dari 31 anggota NATO untuk memenuhi target belanja pertahanan minimal 2% dari produk domestik bruto telah lama menjadi sumber ketegangan dengan Amerika Serikat, yang angkatan bersenjatanya merupakan inti kekuatan militer aliansi tersebut. Perkiraan NATO menunjukkan bahwa hanya 11 anggota yang membelanjakan anggarannya sesuai target.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0927 seconds (0.1#10.140)