Insinyur AS Ini Kontak China lalu Curi Teknologi Pelacak Rudal Nuklir Amerika

Kamis, 08 Februari 2024 - 08:56 WIB
loading...
Insinyur AS Ini Kontak...
Seorang insinyur Amerika Serikat didakwa mencuri teknologi pelacak rudal nuklir yang dikembangkan miliiter AS. Sebelum beraksi, dia telah kontak dengan China. Foto/National Interest
A A A
WASHINGTON - Seorang insinyur Amerika Serikat (AS) telah didakwa mencuri teknologi pendeteksi peluncuran rudal nuklir, rudal balistik, dan rudal hipersonik yang dikembangkan Amerika. Sebelum beraksi, dia telah melakukan kontak dengan pihak berwenang China.

Departemen Kehakiman (DOJ) Amerika pada Rabu mengumumkan dakwaan dari jaksa federal terhadap Chenguang Gong (57)—insinyur yang bekerja di sebuah perusahaan Los Angeles.

"Ini akan berbahaya bagi keamanan nasional AS jika diperoleh oleh aktor internasional," kata DOJ dalam pengumumannya, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (8/2/2024).

Menurut jaksa, Gong, yang tinggal di San Jose, California, adalah penduduk asli China dan menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 2011.



Dia ditangkap pada hari Selasa dan dijadwalkan hadir pada sidang penahanan Rabu malam waktu AS.

Jaksa AS di Los Angeles Martin Estrada mengatakan Gong sebelumnya berupaya memberikan informasi kepada Republik Rakyat China (RRC) yang akan membantu militer negara tersebut.

Gong, dari tahun 2014 hingga 2022, mengajukan banyak lamaran untuk apa yang disebut “program bakat” yang dijalankan oleh pemerintah China.

"[Dia] sambil bekerja di beberapa perusahaan teknologi besar Amerika Serikat dan salah satu kontraktor pertahanan terbesar di dunia,” bunyi dokumen tuntutan pidana yang diajukan di pengadilan federal di Los Angeles.

Dokumen itu menyebutkan bahwa Chinese Talent Program Tracker atau Pelacak Program Bakat China diketahui mengidentifikasi individu-individu yang berlokasi di luar China yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dapat membantu mengubah perekonomian China dan meningkatkan kemampuan militernya.

“Dalam pengajuannya ke Talent Programs, Gong mengusulkan proyek-proyek yang mencerminkan pekerjaannya di beberapa perusahaan tersebut, dan berulang kali menyatakan bahwa proposalnya akan berguna bagi militer China dan bahwa China belum memiliki teknologi yang dia usulkan untuk dikembangkan sendiri atau dibagikan kepada perusahaan-perusahaan China,” lanjut dokumen tersebut.

“Kami tahu bahwa aktor-aktor asing, termasuk RRC, secara aktif berusaha mencuri teknologi kami,” kata Estrada dalam sebuah pernyataan.

"Tetapi kami akan tetap waspada terhadap ancaman ini dengan menjaga inovasi para pebisnis dan peneliti Amerika.”

Dokumen pengadilan mengatakan Gong mentransfer lebih dari 3.600 file digital dari perusahaan penelitian dan pengembangan tak dikenal di Malibu tempat dia bekerja kurang dari empat bulan awal tahun lalu ke tiga perangkat penyimpanan pribadi.

File-file tersebut ditransfer antara tanggal 30 Maret hingga 25 April, dan lebih dari 1.800 file tersebut ditransfer setelah dia menerima pekerjaan pada awal April di salah satu pesaing utama perusahaannya.

Sebagian besar pekerjaan perusahaan dalam mengembangkan teknologi sensor inframerah didanai melalui kontrak dengan Departemen Pertahanan dan kontraktor pemerintah AS lainnya.

“File-file yang diduga ditransfer oleh Gong mencakup cetak biru sensor inframerah canggih yang dirancang untuk digunakan dalam sistem berbasis ruang angkasa untuk mendeteksi peluncuran rudal nuklir dan melacak rudal balistik dan hipersonik,” imbuh DOJ.

"File-file tersebut juga diduga menyertakan cetak biru sensor yang dirancang untuk memungkinkan pesawat militer AS mendeteksi rudal pencari panas yang masuk dan mengambil tindakan pencegahan, termasuk dengan mengganggu kemampuan pelacakan inframerah rudal tersebut," sambung DOJ.

Gong bertanggung jawab untuk mengelola desain dan pengembangan sirkuit terpadu pembacaan pada sensor perusahaan.

Banyak dari file yang diduga dia transfer ditandai sebagai “proprietary”, “for official use only” dan “export controlled".

Perusahaan memecat Gong pada akhir April setelah menggeledah kantornya sebagai respons terhadap aktivitas jaringan dan menemukan flash drive berisi file-file yang telah ditransfer.

“Perusahaan korban kemudian mewawancarai Gong, yang memberikan jawaban mengelak dan bertentangan namun akhirnya mengakui telah mentransfer file dari laptop kerjanya ke drive pribadinya dan telah melihat file tersebut di komputer pribadinya,” papar dokumen pengadilan.

Gong mulai bekerja di perusahaan lain pada 1 Mei tetapi dipecat sembilan hari kemudian setelah perusahaan korban memberi tahu perusahaan lain tersebut mengenai informasi tentang transfer file miliknya.

Dokumen pengadilan lebih lanjut mengatakan beberapa file yang dituduh dicuri oleh Gong ditemukan di rumahnya oleh penyelidik tahun lalu.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1538 seconds (0.1#10.140)