Houthi Yaman Kembali Serang Kapal Dagang AS dan Inggris di Laut Merah
loading...
A
A
A
SANAA - Gerakan Houthi Yaman atau Ansar Allah, menyerang kapal dagang Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Laut Merah. Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengungkap hal itu pada Selasa (6/2/2024).
Pada Senin, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengatakan pasukan AS menyerang “untuk membela diri” dua kendaraan permukaan tanpa awak (USV) milik Houthi di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Operasi militer yang dipimpin AS di Laut Merah untuk melawan blokade Houthi dan serangan di Yaman telah gagal menghentikan operasi pejuang tersebut.
Sejak 12 Januari, ketika serangan AS dan Inggris di Yaman dimulai, kelompok Houthi telah menargetkan setidaknya selusin kapal komersial dan militer di wilayah tersebut.
“Angkatan Laut Angkatan Bersenjata Yaman dan dengan pertolongan Tuhan, telah melakukan dua operasi militer di laut Merah, yang pertama menargetkan kapal Amerika 'Star Nasia', sedangkan yang lainnya menargetkan kapal Inggris 'Morning Tide,' dengan rudal angkatan laut yang sesuai, dan serangannya langsung dan akurat,” papar pernyataan Saree di Telegram.
Pejuang Houthi di Yaman mengatakan pada November bahwa mereka akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju Israel yang melewati Laut Merah sebagai pembalasan atas invasi Israel ke Jalur Gaza.
AS kemudian mengumumkan pembentukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di Jalur pelayaran penting tersebut.
AS dan Inggris telah melancarkan beberapa serangan terhadap posisi Houthi dalam upaya menurunkan kemampuan mereka dalam menargetkan kapal komersial di Laut Merah.
Sejumlah pakar menyatakan Israel merupakan permata imperialisme AS di Timur Tengah. Negara-negara Barat pimpinan AS terus melindungi rezim kolonial Zionis itu dari sanksi internasional.
Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Total 100.000 warga Palestina tewas, terluka dan hilang akibat genosida Israel di Gaza. Dunia internasional belum memberikan sanksi apapun pada rezim kolonial apartheid Israel.
Pada Senin, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengatakan pasukan AS menyerang “untuk membela diri” dua kendaraan permukaan tanpa awak (USV) milik Houthi di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Operasi militer yang dipimpin AS di Laut Merah untuk melawan blokade Houthi dan serangan di Yaman telah gagal menghentikan operasi pejuang tersebut.
Sejak 12 Januari, ketika serangan AS dan Inggris di Yaman dimulai, kelompok Houthi telah menargetkan setidaknya selusin kapal komersial dan militer di wilayah tersebut.
“Angkatan Laut Angkatan Bersenjata Yaman dan dengan pertolongan Tuhan, telah melakukan dua operasi militer di laut Merah, yang pertama menargetkan kapal Amerika 'Star Nasia', sedangkan yang lainnya menargetkan kapal Inggris 'Morning Tide,' dengan rudal angkatan laut yang sesuai, dan serangannya langsung dan akurat,” papar pernyataan Saree di Telegram.
Pejuang Houthi di Yaman mengatakan pada November bahwa mereka akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju Israel yang melewati Laut Merah sebagai pembalasan atas invasi Israel ke Jalur Gaza.
AS kemudian mengumumkan pembentukan operasi multinasional untuk mengamankan navigasi di Jalur pelayaran penting tersebut.
AS dan Inggris telah melancarkan beberapa serangan terhadap posisi Houthi dalam upaya menurunkan kemampuan mereka dalam menargetkan kapal komersial di Laut Merah.
Sejumlah pakar menyatakan Israel merupakan permata imperialisme AS di Timur Tengah. Negara-negara Barat pimpinan AS terus melindungi rezim kolonial Zionis itu dari sanksi internasional.
Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Total 100.000 warga Palestina tewas, terluka dan hilang akibat genosida Israel di Gaza. Dunia internasional belum memberikan sanksi apapun pada rezim kolonial apartheid Israel.
(sya)