Bagaimana Perang Laut Merah Berdampak pada Perusahaan Raksasa Dunia?

Senin, 05 Februari 2024 - 19:19 WIB
loading...
A A A
Marks & Spencer: CEO pengecer Inggris tersebut mengatakan pada 11 Januari bahwa perusahaan memperkirakan akan ada sedikit penundaan dalam pengiriman pakaian dan rumah karena gangguan pengiriman.

Pepco: Pemilik Poundland memperingatkan pada tanggal 18 Januari bahwa pasokannya dapat berdampakdalam beberapa bulan mendatang jika gangguan terus berlanjut.

Primark: Direktur keuangan Associated British Foods mengatakan pada tanggal 23 Januari bahwa Primark mengatasi gangguan dengan menyesuaikan waktu dan aliran stok.

Sainsbury's: “Kami memastikan bahwa kami merencanakan pengurutan produk dari Asia Pasifik sehingga kami mendapatkan produk dalam urutan yang benar,” kata CEO perusahaan tersebut, seraya menambahkan bahwa kontrak jangka panjang dengan pihak pengirim “mengurangi dampak biaya apa pun sejauh ini. mungkin".

Target: Retailer Amerika ini mengalami beberapa gangguan pada pengiriman dari India dan Pakistan, sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada tanggal 12 Januari, dan menyebut dampaknya “kecil” secara keseluruhan.

Pasokan Traktor: Pengiriman untuk pengecer AS telah tertunda antara dua hingga 20 hari lebih, kata kepala operator rantai pasokan perusahaan pada 12 Januari.

Williams-Sonoma: Pemilik Pottery Barn sedang mengubah rute pengiriman dan sedang mengerjakan rencana darurat, kata CEO-nya kepada CNBC pada 24 Januari.

5. Sektor Lainnya

Bagaimana Perang Laut Merah Berdampak pada Perusahaan Raksasa Dunia?

Foto/Reuters

Grup BHP: Raksasa pertambangan Australia pada tanggal 25 Januari mengatakan gangguan tersebut memaksa beberapa penyedia layanan pengangkutannya untuk mengambil rute alternatif, seperti Tanjung Harapan di Afrika.

Electrolux: Produsen peralatan rumah tangga asal Swedia telah membentuk gugus tugas untuk menemukan rute alternatif atau mengidentifikasi pengiriman prioritas untuk menghindari gangguan. Pada tanggal 2 Februari, CEO perusahaan tersebut mengatakan bahwa biaya yang terkait dengan pengembangan di Laut Merah dapat dikelola. “Jika situasi ini berkepanjangan, saya lebih mengkhawatirkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan risiko penghentian produksi,” tambahnya.

Penting: Pembuat merek seperti Libresse dan TENA mengatakan pihaknya terus menjalin kontak dengan pemasok yang terkena dampak untuk memastikan kelanjutan aliran barang. Pada tanggal 25 Januari, CEO perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya melihat dampak negatif terhadap biaya pengangkutan, namun dia tidak dapat menentukan seberapa besar dampaknya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1824 seconds (0.1#10.140)