Inilah Sosok 4 Ekstremis Israel yang Dihajar Sanksi AS

Sabtu, 03 Februari 2024 - 13:12 WIB
loading...
Inilah Sosok 4 Ekstremis Israel yang Dihajar Sanksi AS
David Chai Chasdai, satu dari empat ekstremis Israel yang dijatuhi sanksi oleh Pemerintah AS atas kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Foto/via Middle East Eye
A A A
TEL AVIV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menjatuhkan sanksi terhadap empat pemukim ekstremis Israel atas kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Ini merupakan tindakan langka Washington terhadap sekutu utamanya.

Kekerasan oleh para pemukim Israel telah meningkat secara dramatis sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Penjatuhan sanksi diumumkan pemerintah Presiden Joe Biden pada hari Kamis waktu Washington.

“Situasi di Tepi Barat—khususnya tingginya tingkat kekerasan pemukim ekstremis, pemindahan paksa penduduk dan desa, serta perusakan properti—telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi dan merupakan ancaman serius terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas,” kata Biden dalam sebuah perintah eksekutif.



Sanksi AS ini mencakup pembekuan aset keempat orang tersebut yang berada di Amerika dan larangan bagi otoritas dan warga Amerika untuk bertransaksi atau berbisnis dengan mereka.

Sosok 4 Ekstremis Israel yang Dihajar Sanksi AS

1. David Chai Chasdai


David Chai Chasdai (29), seorang pemukim yang paling terkenal karena menghasut kerusuhan mematikan di kota Huwwara di Palestina pada bulan Februari tahun lalu.

Dia ditangkap di Israel karena keterlibatannya dalam apa yang oleh seorang komandan militer Israel disebut sebagai "pogrom yang dilakukan oleh penjahat".

Amukan para pemukim Israel di Huwwara menyebabkan kematian Sameh Aqtash (37) dan melukai 98 warga Palestina lainnya, di samping kerusakan properti yang meluas dan pembakaran mobil dan rumah.

Chasdai, yang telah lama diawasi oleh dinas keamanan, ditahan selama tiga bulan dalam tahanan administratif, sebuah tindakan yang jarang digunakan terhadap warga Israel.

Meskipun kerusuhan tersebut dikecam oleh politisi Israel dan masyarakat internasional, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengkritik penahanan Chasdai sebagai tindakan yang "tidak demokratis" dan menggambarkan dia dan sesama pemukim sebagai tindakan yang "heroik".

Menurut laporan surat kabar Haaretz, dia sebelumnya ditangkap karena mengancam seorang petugas polisi, membuat zat berbahaya pada tahun 2015 dan 2017, dan dihukum karena menyerang seorang sopir taksi Palestina dengan gas air mata.

2. Einan Tanjil


Einan Tanjil (21), menurut Departemen Luar Negeri AS, terlibat dalam penyerangan terhadap petani Palestina dan aktivis sayap kiri Israel dengan batu dan pentungan, yang mengakibatkan "cedera yang memerlukan perawatan medis".

Pada tahun 2021, Tanjil didakwa menyerang aktivis Israel Neta Ben-Porat (19) dengan pentungan, memukuli kepala dan kakinya saat dia mencoba membantu warga Palestina memanen buah zaitun di dekat kota Surif, Tepi Barat. Surat dakwaan juga mengatakan dia memiliki pisau dan gas air mata.

3. Shalom Zicherman


Pada bulan Juni, Shalom Zicherman (32) menjadi terkenal ketika rekaman video dirinya menyerang para aktivis Israel dan kendaraan mereka di Tepi Barat beredar secara online.

Zicherman, yang berasal dari pemukiman ilegal Mitzpe Yair, terlihat menghalangi mereka di jalan dan berusaha memecahkan jendela kendaraan yang lewat dengan aktivis di dalamnya.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Zicherman menyudutkan setidaknya dua aktivis dan melukai keduanya. Dia didakwa pada tahun 2022 atas serangan tersebut dan persidangannya masih berlangsung.

Aktivis Israel Itai Feitelson, yang pertama kali mengunggah rekaman serangan tersebut, mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya kasus yang dia ketahui secara pribadi di mana seorang pemukim diadili karena melakukan kekerasan, namun mengatakan: "Pada akhirnya, Shalomlah yang menjadi kambing hitam."

4. Yinon Levi


Departemen Luar Negeri AS menggambarkan Yinon Levi (31) sebagai pemimpin sekelompok pemukim yang terlibat dalam tindakan yang menciptakan suasana ketakutan di Tepi Barat.

Levi secara teratur memimpin kelompok pemukim dari pos terdepan Meitarim Farm untuk menyerang warga sipil Palestina dan Badui, serta mengancam mereka dengan kekerasan tambahan jika mereka tidak meninggalkan rumah, membakar ladang, dan menghancurkan properti mereka.

Menurut laporan NPR, tanggapan Levi terhadap sanksi AS adalah dengan mengatakan: "Aneh mereka berurusan dengan omong kosong ini sekarang."

Dia menambahkan bahwa dirinya belum pernah mengunjungi AS atau memiliki properti di sana.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1545 seconds (0.1#10.140)