Kota Ini Lumpuh Diinvasi 3.500 Monyet, Penduduk Ketakutan dan Turis Kabur

Jum'at, 02 Februari 2024 - 11:11 WIB
loading...
A A A
“Makanan manis dapat meningkatkan produktivitas monyet dan merangsang monyet untuk berkembang biak lebih banyak,” kata Suttipong Kamtaptim, dari Departemen Taman Nasional.

Monyet betina sudah mempunyai kemampuan bereproduksi dua kali setahun, dan frekuensi pemberian gula membuat monyet-monyet ini memiliki banyak energi untuk melakukan hal tersebut.

Sebelum pandemi Covid-19, monyet dan manusia hidup harmonis di kota tersebut, di mana kawanan monyet menarik minat wisatawan, dan wisatawan tersebut akan membeli pisang untuk memberi makan hewan dan berpose bersama mereka.

Namun keseimbangan itu dengan cepat runtuh ketika lockdown Covid-19 menghentikan arus pariwisata, membuat monyet putus asa mencari sumber makanan baru.

“Monyet-monyet tersebut menjadi lebih lapar dan agresif dibandingkan sebelumnya,” kata Somsaksri Janhon, seorang penjual kios pasar, menceritakan kondisi tersebut.

“Mereka mengambil apa pun yang mereka bisa. Sisir, cermin. Jika saya meninggalkan makanan tanpa pengawasan, mereka juga akan mencuri makanan tersebut.”

“Mereka sudah terbiasa mendapat makanan dari turis dan pemerintah kota tidak memberikan ruang bagi mereka untuk mengurus diri mereka sendiri,” ujar Supakarn Kaewchot, dokter hewan pemerintah, kepada Reuters.

“Dengan hilangnya turis, mereka menjadi lebih agresif, memerangi manusia demi makanan agar bisa bertahan hidup."

“Mereka menyerbu gedung-gedung dan memaksa penduduk setempat meninggalkan rumah mereka," imbuh dia.

Monyet-monyet tersebut kini dapat ditemukan di mana-mana. Mereka duduk di atas atap rumah, bersiap untuk menyergap, membuat kerusuhan di jalan, dan bahkan merampok mobil yang lewat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2002 seconds (0.1#10.140)