Pasukan Israel Menyamar Petugas Medis Serbu Rumah Sakit di Jenin, Bunuh 3 Orang
loading...
A
A
A
Penggerebekan tersebut menyebabkan beberapa bagian rumah sakit hancur, tempat tidur terbalik dan noda darah menutupi lantai dan peralatan medis.
Tawfiq Al-Shoubaki, direktur medis rumah sakit tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa beberapa pasukan komando Israel juga berpakaian seperti perawat, dan mengeluarkan senjata segera setelah mereka memasuki rumah sakit.
Dia menambahkan beberapa pasukan Israel memasuki kamar Basil al-Ghazawi, meskipun faktanya dia sedang menerima perawatan untuk luka yang dideritanya pada tanggal 25 Oktober, setelah ledakan rudal di pemakaman Jenin.
“Tidak ada suara tembakan yang terdengar saat mereka menyerbu kamar pria yang terluka itu. Beberapa menit kemudian mereka segera mundur, dan petugas rumah sakit menemukan ketiga pemuda tersebut berlumuran darah, tanpa ada tanda-tanda bahwa mereka masih hidup, dan peluru terkonsentrasi di kepala,” ujar dia.
Al-Shoubaki mengatakan pembunuhan tersebut menandai cara baru Israel menargetkan rumah sakit dan staf medis di Jenin.
Direktur rumah sakit Naji Nazzal mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu terjadi di bangsal rehabilitasi rumah sakit tempat Basil Ghazawi menjalani perawatan.
“Mereka (pasukan Israel) menggunakan senjata yang dilengkapi peredam suara,” papar dia kepada kantor berita itu.
Seorang fotografer AFP mengatakan dia melihat lubang peluru di bantal yang berlumuran darah setelah penggerebekan tersebut, kantor berita tersebut melaporkan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengecam serangan tersebut dan mengatakan fasilitas kesehatan diberikan perlindungan khusus berdasarkan hukum internasional.
Tawfiq Al-Shoubaki, direktur medis rumah sakit tersebut mengatakan kepada Middle East Eye bahwa beberapa pasukan komando Israel juga berpakaian seperti perawat, dan mengeluarkan senjata segera setelah mereka memasuki rumah sakit.
Dia menambahkan beberapa pasukan Israel memasuki kamar Basil al-Ghazawi, meskipun faktanya dia sedang menerima perawatan untuk luka yang dideritanya pada tanggal 25 Oktober, setelah ledakan rudal di pemakaman Jenin.
“Tidak ada suara tembakan yang terdengar saat mereka menyerbu kamar pria yang terluka itu. Beberapa menit kemudian mereka segera mundur, dan petugas rumah sakit menemukan ketiga pemuda tersebut berlumuran darah, tanpa ada tanda-tanda bahwa mereka masih hidup, dan peluru terkonsentrasi di kepala,” ujar dia.
Al-Shoubaki mengatakan pembunuhan tersebut menandai cara baru Israel menargetkan rumah sakit dan staf medis di Jenin.
Direktur rumah sakit Naji Nazzal mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu terjadi di bangsal rehabilitasi rumah sakit tempat Basil Ghazawi menjalani perawatan.
“Mereka (pasukan Israel) menggunakan senjata yang dilengkapi peredam suara,” papar dia kepada kantor berita itu.
Seorang fotografer AFP mengatakan dia melihat lubang peluru di bantal yang berlumuran darah setelah penggerebekan tersebut, kantor berita tersebut melaporkan.
Serangan terhadap Rumah Sakit
Kementerian Kesehatan Palestina mengecam serangan tersebut dan mengatakan fasilitas kesehatan diberikan perlindungan khusus berdasarkan hukum internasional.