Kata Erdogan, Negara-negara Bersenjata Nuklir Mengancam Dunia

Selasa, 22 Mei 2018 - 10:07 WIB
Kata Erdogan, Negara-negara Bersenjata Nuklir Mengancam Dunia
Kata Erdogan, Negara-negara Bersenjata Nuklir Mengancam Dunia
A A A
TEHERAN - Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan negara-negara dengan senjata nuklir mengancam dunia. Dia mengkritik penarikan diri Amerika Serikat (AS) dari kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Mereka yang memiliki lebih dari 15.000 hulu ledak nuklir saat ini mengancam dunia," katanya, mengacu pada perkiraan jumlah hulu ledak nuklir di seluruh dunia, yang sebagian besar dimiliki oleh AS dan Rusia.

"Mengapa negara-negara dengan hulu ledak nuklir menjadi ancaman?," lanjut Erdogan dalam acara iftar atau buka puasa Ramadhan.

"Jika kita harus adil, untuk menunjukkan pendekatan yang adil, maka negara-negara dengan senjata nuklir, yang menggambarkan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai ancaman, tidak memiliki kredibilitas dalam masyarakat internasional," ujar Erdogan.

Erdogan mengatakan Timur Tengah harus dibersihkan dari semua senjata nuklir. Komentar ini mengacu pada Israel, yang diyakini sebagai satu-satunya negara di kawasan itu yang memiliki senjata nuklir.

Presiden AS Donald Trump resmi menarik AS dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)—nama resmi kesepakatan nuklir Iran 2015—sejak 11 hari lalu. Setelah "menghianati" kesepakatan yang diteken AS, Iran, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China tersebut, Trump memerintahkan agar sanksi diberlakukan kembali terhadap Teheran.

Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengultimatum Iran dengan 12 tuntutan keras. Ke-12 poin tuntutan itu akan dimasukkan AS dalam perjanjian nuklir baru yang akan diajukan kepada Iran. Salah satu tuntutan tersebut adalah Iran harus berhenti mengancam akan menghancurkan Israel dan berhenti menyerang Arab Saudi dengan rudal melalui pemberontak Houthi Yaman.

Iran menolak ultimatum Washington tersebut. Seorang pejabat senior Iran mengatakan ultimatum itu menunjukkan Amerika Serikat sedang mencari "perubahan rezim" di Teheran.

Erdogan menyayangkan krisis nuklir Iran yang sudah diredam dibangkitkan lagi oleh AS.

"Sebagai (pemimpin) Turki, kami tidak menerima isu-isu itu dibangkitkan kembali, termasuk kesepakatan nuklir Iran, yang telah ditidurkan," ujar Erdogan, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/5/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3778 seconds (0.1#10.140)