Pasukan Amerika Terus Diserang di Irak dan Suriah, Aura Tak Terkalahkan AS Hilang?
loading...
A
A
A
“Ya, benar sekali,” jawab Dr Mirandi. “Jika setiap hari Anda bisa melemparkan beberapa roket atau menembakkan beberapa rudal, maka itu menunjukkan bahwa mereka… bukanlah kekuatan yang nyata. Mereka rentan. Mereka lemah.”
Dalam wawancara sebelumnya, Dr Mirandi berargumen, “Amerika Serikat mengira mereka menang dengan cara ini, namun yang mereka dapatkan hanyalah kekalahan. … Ini tidak akan menjadi lebih baik, malah akan menjadi lebih buruk.”
Dia menjelaskan tindakan pemerintah AS membuatnya dibenci di seluruh dunia.
“AS dipandang sebagai preman, preman yang harus Anda hadapi… Anda tahu Anda harus memperlakukannya dengan hormat, namun Anda membencinya,” ungkap dia.
Dia membandingkan hal tersebut dengan China dan Rusia yang menurutnya tidak memperlakukan negara-negara dengan cara yang sama seperti yang diperbuat AS.
“Oleh karena itu, soft power mereka, kekuatan ekonomi mereka, kepentingan ekonomi mereka bisa lebih mudah berkembang,” papar dia.
Dia menambahkan, “Jika menyangkut Amerika, semua orang ingin mendapatkan jumlah minimum yang bisa mereka miliki agar Amerika tetap diam, namun jika menyangkut calon… mitra lainnya, mereka menginginkan sebanyak mungkin.”
Marandi juga berbicara tentang berkurangnya keinginan pemerintah AS untuk bersikap kritis terhadap Israel di depan umum dan mencatat betapa menariknya bahwa Negara Islam (ISIS atau Daesh) yang seolah-olah menjadi alasan AS harus tetap berada di Timur Tengah begitu lama, tidak menargetkan pangkalan-pangkalan AS dan bahkan justru menyerang Iran.
“Mengapa (ISIS) tidak mengebom Amerika Serikat?” tanya Marandi. “Karena kamu tidak menggigit tangan yang memberimu makan,” jawab Leon.
“Tepat sekali,” Marandi menyimpulkan.
Dalam wawancara sebelumnya, Dr Mirandi berargumen, “Amerika Serikat mengira mereka menang dengan cara ini, namun yang mereka dapatkan hanyalah kekalahan. … Ini tidak akan menjadi lebih baik, malah akan menjadi lebih buruk.”
Dia menjelaskan tindakan pemerintah AS membuatnya dibenci di seluruh dunia.
“AS dipandang sebagai preman, preman yang harus Anda hadapi… Anda tahu Anda harus memperlakukannya dengan hormat, namun Anda membencinya,” ungkap dia.
Dia membandingkan hal tersebut dengan China dan Rusia yang menurutnya tidak memperlakukan negara-negara dengan cara yang sama seperti yang diperbuat AS.
“Oleh karena itu, soft power mereka, kekuatan ekonomi mereka, kepentingan ekonomi mereka bisa lebih mudah berkembang,” papar dia.
Dia menambahkan, “Jika menyangkut Amerika, semua orang ingin mendapatkan jumlah minimum yang bisa mereka miliki agar Amerika tetap diam, namun jika menyangkut calon… mitra lainnya, mereka menginginkan sebanyak mungkin.”
Marandi juga berbicara tentang berkurangnya keinginan pemerintah AS untuk bersikap kritis terhadap Israel di depan umum dan mencatat betapa menariknya bahwa Negara Islam (ISIS atau Daesh) yang seolah-olah menjadi alasan AS harus tetap berada di Timur Tengah begitu lama, tidak menargetkan pangkalan-pangkalan AS dan bahkan justru menyerang Iran.
“Mengapa (ISIS) tidak mengebom Amerika Serikat?” tanya Marandi. “Karena kamu tidak menggigit tangan yang memberimu makan,” jawab Leon.
“Tepat sekali,” Marandi menyimpulkan.