Pasukan Amerika Terus Diserang di Irak dan Suriah, Aura Tak Terkalahkan AS Hilang?
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Pekan lalu saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia’ al-Sudani mengulangi seruannya agar pasukan Amerika Serikat (AS) meninggalkan negaranya.
“Berakhirnya misi koalisi pimpinan AS adalah suatu keharusan demi keamanan dan stabilitas Irak,” tegas dia.
Seruan itu didukung Brigadir Jenderal Yahya Rasool, juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak, pada Minggu, sehari setelah beberapa roket dan rudal ditembakkan ke Pangkalan Udara al-Assad yang menampung pasukan AS dan melukai beberapa tentara.
“Pemerintah Irak bertekad mengakhiri penempatan pasukan asing di negara tersebut,” ungkap Rasool.
Serangan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian gempuran yang terus melanda pasukan AS di Suriah dan Irak.
Dr Sended Mohammad Marandi, profesor sastra Inggris dan Orientalisme di Universitas Teheran, mengatakan kepada Sputnik's Critical Hour bahwa, “Pemerintah Amerika telah menyandera pemerintah Irak.”
Dia mencatat, “Penjualan minyak Irak dilakukan melalui rekening bank di AS dan ketika (AS) menginginkan sesuatu, mereka tidak memberikan uangnya, sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Irak.”
Namun, serangan terus-menerus terhadap pasukan AS dan ketidakmampuan mereka mencegahnya telah mengubah persepsi dunia terhadap Amerika.
“Sementara mereka secara teratur menargetkan posisi Amerika, Amerika telah kehilangan aura itu, jika Anda mengerti maksud saya,” ujar dia.
Co-host Wilmer Leon mengklarifikasi, “(Maksud Anda) aura tak terkalahkan?”
“Berakhirnya misi koalisi pimpinan AS adalah suatu keharusan demi keamanan dan stabilitas Irak,” tegas dia.
Seruan itu didukung Brigadir Jenderal Yahya Rasool, juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak, pada Minggu, sehari setelah beberapa roket dan rudal ditembakkan ke Pangkalan Udara al-Assad yang menampung pasukan AS dan melukai beberapa tentara.
“Pemerintah Irak bertekad mengakhiri penempatan pasukan asing di negara tersebut,” ungkap Rasool.
Serangan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian gempuran yang terus melanda pasukan AS di Suriah dan Irak.
Dr Sended Mohammad Marandi, profesor sastra Inggris dan Orientalisme di Universitas Teheran, mengatakan kepada Sputnik's Critical Hour bahwa, “Pemerintah Amerika telah menyandera pemerintah Irak.”
Dia mencatat, “Penjualan minyak Irak dilakukan melalui rekening bank di AS dan ketika (AS) menginginkan sesuatu, mereka tidak memberikan uangnya, sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan dari Irak.”
Namun, serangan terus-menerus terhadap pasukan AS dan ketidakmampuan mereka mencegahnya telah mengubah persepsi dunia terhadap Amerika.
“Sementara mereka secara teratur menargetkan posisi Amerika, Amerika telah kehilangan aura itu, jika Anda mengerti maksud saya,” ujar dia.
Co-host Wilmer Leon mengklarifikasi, “(Maksud Anda) aura tak terkalahkan?”