AS Tawarkan Draft Baru Resolusi Perpanjang Embargo Senjata Iran
loading...
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) merampingkan upayanya untuk meminta Dewan Keamanan PBB memperpanjang embargo senjata terhadap Iran . Ini adalah langkah terbaru AS untuk dapat memenangkan lebih banyak dukungan di badan beranggotakan 15 negara itu tetapi tidak mungkin untuk mengatasi oposisi dengan veto power seperti Rusia dan China.
Rancangan baru, yang dilihat oleh Reuters Rabu (12/8/2020), hanya empat paragraf dan akan memperpanjang larangan senjata di Iran sampai Dewan Keamanan memutuskan sebaliknya. Rancangan resolusi itu menyatakan bahwa embargo senjata Iran sangat penting untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.(Baca: Negara Teluk Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata Iran )
Embargo senjata berusia 13 tahun akan berakhir pada Oktober di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, Rusia, China, Jerman, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat yang mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi.
Draf resolusi AS sebelumnya digambarkan oleh para diplomat dan analis sebagai "maksimalis". Panjangnya lebih dari selusin halaman, mengharuskan negara-negara untuk memeriksa kargo yang pergi atau datang dari Iran dan menyertakan lampiran individu serta entitas untuk sanksi yang ditargetkan.
Para diplomat mengatakan bahwa meskipun draf teks baru yang sederhana mungkin membuat AS mendapatkan beberapa suara lagi, tidak jelas apakah Washington bisa mendapatkan minimal sembilan suara yang diperlukan, dan mereka mengatakan tidak mungkin meyakinkan Rusia dan China untuk abstain.(Baca: Keukeuh Perpanjang Embargo Senjata Iran, AS Peringatkan Rusia-China )
“Jangan biarkan singkatnya draf AS yang baru membodohi Anda. Poin utamanya adalah bahwa ia mengizinkan perpanjangan tanpa batas dari embargo senjata Iran dan China serta Rusia akan tidak seperti itu,” Richard Gowan, direktur badan advokasi pencegahan konflik International Crisis Group, memposting di Twitter.
"Sangat besar kemungkinan draf AS ini akan gagal pada hari Jumat," katanya lagi.
Amerika Serikat telah meminta anggota dewan untuk memberikan komentar pada Rabu pagi. Dewan Keamanan PBB beroperasi secara virtual sehingga setelah pemungutan suara dilakukan, para anggota memiliki waktu 24 jam untuk mengirimkan tanggapan mereka. Hasilnya akan diumumkan pada pertemuan publik.
Rancangan baru, yang dilihat oleh Reuters Rabu (12/8/2020), hanya empat paragraf dan akan memperpanjang larangan senjata di Iran sampai Dewan Keamanan memutuskan sebaliknya. Rancangan resolusi itu menyatakan bahwa embargo senjata Iran sangat penting untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.(Baca: Negara Teluk Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata Iran )
Embargo senjata berusia 13 tahun akan berakhir pada Oktober di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, Rusia, China, Jerman, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat yang mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir dengan imbalan keringanan sanksi.
Draf resolusi AS sebelumnya digambarkan oleh para diplomat dan analis sebagai "maksimalis". Panjangnya lebih dari selusin halaman, mengharuskan negara-negara untuk memeriksa kargo yang pergi atau datang dari Iran dan menyertakan lampiran individu serta entitas untuk sanksi yang ditargetkan.
Para diplomat mengatakan bahwa meskipun draf teks baru yang sederhana mungkin membuat AS mendapatkan beberapa suara lagi, tidak jelas apakah Washington bisa mendapatkan minimal sembilan suara yang diperlukan, dan mereka mengatakan tidak mungkin meyakinkan Rusia dan China untuk abstain.(Baca: Keukeuh Perpanjang Embargo Senjata Iran, AS Peringatkan Rusia-China )
“Jangan biarkan singkatnya draf AS yang baru membodohi Anda. Poin utamanya adalah bahwa ia mengizinkan perpanjangan tanpa batas dari embargo senjata Iran dan China serta Rusia akan tidak seperti itu,” Richard Gowan, direktur badan advokasi pencegahan konflik International Crisis Group, memposting di Twitter.
"Sangat besar kemungkinan draf AS ini akan gagal pada hari Jumat," katanya lagi.
Amerika Serikat telah meminta anggota dewan untuk memberikan komentar pada Rabu pagi. Dewan Keamanan PBB beroperasi secara virtual sehingga setelah pemungutan suara dilakukan, para anggota memiliki waktu 24 jam untuk mengirimkan tanggapan mereka. Hasilnya akan diumumkan pada pertemuan publik.
(ber)