Pertahankan Perjanjian Nuklir, AS Ancam Jatuhkan Sanksi kepada Eropa
A
A
A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump mengatakan Amerika Serikat (AS) dapat menjatuhkan sanksi kepada sekutu Eropanya jika terus berurusan dengan Iran di bawah kesepakatan nuklir.
Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton, mengatakan Trump dalam mengumumkan keluarnya AS dari kesepakatan nuklir Iran menyatakan bahwa negara-negara yang terus berurusan dengan Iran dapat menghadapi sanksi AS.
"Eropa akan menghadapi sanksi AS yang efektif, sudah benar-benar, karena banyak dari apa yang ingin mereka jual ke Iran melibatkan teknologi AS, yang izinnya tidak akan tersedia," katanya seperti dikutip dari ABC News.go, Senin (14/5/2018).
Bolton menegaskan bahwa Iran telah semakin melatih kekuatan militernya di Timur Tengah di bawah topeng kesepakatan nuklir dengan AS dan sekutu Eropanya.
"Iran sedang menggeser keseimbangan kekuasaan di Timur Tengah sampai Presiden Trump keluar dari kesepakatan ini," ujar Bolton.
"Jika Anda melihat kemajuan yang telah dibuat Iran di bawah topeng perjanjian ini, kemajuan militer dan teroris konvensionalnya, di Irak, di Suriah, di Lebanon, di Yaman, sejak 2015, Iran benar-benar tengah begerak," imbuhnya.
Menurut Bolton cacat mendasar dari kesepakatan nuklir adalah Iran tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang kegiatan militer sebelumnya sehubungan dengan program nuklirnya.
"Itu hanya melanggar setiap aturan suara negosiasi pengawasan senjata," cetusnya.
"Kami juga tidak memiliki, sejak pelaksanaan kesepakatan, cukup, benar-benar ada, pemeriksaan fasilitas militer di mana kegiatan persenjataan Iran mungkin dilakukan," tukas Bolton.
Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton, mengatakan Trump dalam mengumumkan keluarnya AS dari kesepakatan nuklir Iran menyatakan bahwa negara-negara yang terus berurusan dengan Iran dapat menghadapi sanksi AS.
"Eropa akan menghadapi sanksi AS yang efektif, sudah benar-benar, karena banyak dari apa yang ingin mereka jual ke Iran melibatkan teknologi AS, yang izinnya tidak akan tersedia," katanya seperti dikutip dari ABC News.go, Senin (14/5/2018).
Bolton menegaskan bahwa Iran telah semakin melatih kekuatan militernya di Timur Tengah di bawah topeng kesepakatan nuklir dengan AS dan sekutu Eropanya.
"Iran sedang menggeser keseimbangan kekuasaan di Timur Tengah sampai Presiden Trump keluar dari kesepakatan ini," ujar Bolton.
"Jika Anda melihat kemajuan yang telah dibuat Iran di bawah topeng perjanjian ini, kemajuan militer dan teroris konvensionalnya, di Irak, di Suriah, di Lebanon, di Yaman, sejak 2015, Iran benar-benar tengah begerak," imbuhnya.
Menurut Bolton cacat mendasar dari kesepakatan nuklir adalah Iran tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang kegiatan militer sebelumnya sehubungan dengan program nuklirnya.
"Itu hanya melanggar setiap aturan suara negosiasi pengawasan senjata," cetusnya.
"Kami juga tidak memiliki, sejak pelaksanaan kesepakatan, cukup, benar-benar ada, pemeriksaan fasilitas militer di mana kegiatan persenjataan Iran mungkin dilakukan," tukas Bolton.
(ian)