Lagi, AS dan Inggris Bombardir Houthi Yaman dengan Rudal Tomahawk

Selasa, 23 Januari 2024 - 07:16 WIB
loading...
A A A
Mereka mengatakan serangannya bertujuan untuk mengakhiri serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza yang dipicu oleh serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Nama Baru Operasi AS di Yaman


Sementara itu, Pentagon menamai kampanye serangan udara dan rudalnya terhadap kelompok Houthi Yaman sebagai "Operation Poseidon Archer". Demikian diungkap dua pejabat AS kepada CNN.

Nama tersebut telah diterapkan secara surut pada serangan 11 Januari yang dilakukan oleh AS dan Inggris, serta tujuh serangan berikutnya sejak itu.

Mereka juga mengatakan bahwa "Operation Poseidon Archer" diperlakukan sepenuhnya terpisah dari "Operation Prosperity Guardian", sebuah operasi yang diumumkan pada bulan Desember yang secara resmi melibatkan personel dan kapal dari 20 negara.

AS meluncurkan "Operation Prosperity Guardian" untuk mengamankan jalur kapal dagang melalui Laut Merah dan Bab-el-Mandeb, setelah Houthi mengatakan mereka akan melarang kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza.

Setelah serangan 11 Januari, kelompok Houhti mengatakan bahwa kapal-kapal Inggris dan Amerika juga akan menjadi sasaran empuk mereka.

Menurut laporan CNN, Selasa (23/1/2024), penamaan baru tersebut menunjukkan pendekatan yang lebih terorganisir, formal, dan berpotensi jangka panjang oleh Pentagon terhadap situasi di Laut Merah.

Militer AS telah lama menggunakan nama yang dimaksudkan untuk memengaruhi persepsi internasional dan domestik mengenai operasinya.

Praktik penggunaan “pahlawan zaman dahulu” dan “tokoh dari mitologi Yunani dan Romawi”, diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada Perang Dunia II. Poseidon adalah dewa laut Yunani, yang dikenal di jajaran Romawi sebagai Neptunus.

Pada pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa serangan Inggris-Amerika gagal menghalangi gerakan Houthi, namun mengatakan serangan itu akan terus berlanjut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0730 seconds (0.1#10.140)