Mengenal Soleimani, Jenderal di Balik Serangan Iran ke Israel

Jum'at, 11 Mei 2018 - 08:20 WIB
Mengenal Soleimani, Jenderal di Balik Serangan Iran ke Israel
Mengenal Soleimani, Jenderal di Balik Serangan Iran ke Israel
A A A
TEHERAN - Pasukan Quds Garda Revolusi Iran menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan sekitar 20 roket pada Rabu malam di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang diduduki Israel. Pasukan itu berada di bawah komando Jenderal Qassem Soleimani, salah satu tokoh militer paling terkemuka dan berpengaruh di Iran saat ini.

Serangan 20 roket yang tidak menimbulkan korban jiwa itu dijadikan dalih oleh Israel untuk menghujani wilayah Suriah yang diklaim sebagai basis militer Iran. Sekitar 70 rudal ditembakkan sebagian besar oleh 28 jet tempur. Lebih dari 20 orang dilaporkan tewas.

Serangan roket oleh pasukan Quds itu tercatat sebagai serangan pertama Iran terhadap wilayah yang dikuasai Israel.

Sosok Soleimani terkenal dengan aktivitas militernya di banyak negara, termasuk Irak, Afghanistan dan negara-negara Kaukasus. Dia dianggap sebagai salah satu orang yang paling dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Jenderal 61 tahun yang merupakan ayah lima anak ini tidak memberikan banyak wawancara kepada media Iran setelah serangan di basis Israel. Dia justru meminta media meminta komentar para politisi.

Jenderal Iran ini, seperti dikutip Haaretz, Jumat (11/5/2018), bukan seorang sarjana agama. Sebaliknya, dia mulai bekerja saat masih muda sebagai pekerja konstruksi untuk melunasi utang USD100 kepada pemerintah Shah dan membantu mendukung keluarganya yang miskin.

Dia kemudian bekerja sebagai teknisi air kota di Kerman. Dia bahkan tidak dikenal dalam dalam demonstrasi yang menggulingkan rezim shah pada tahun 1979.

Tetapi setelah Revolusi Islam, ia bergabung dengan Garda Revolusi Iran—sebuah kekuatan militer yang terpisah dari tentara—dan berjuang dalam perang Iran-Irak tahun 1980-1988.

Berkat pemikiran strategis, kharisma dan kemampuan komandonya, dia diangkat sebagai kepala Pasukan Quds pada tahun 1998. Pasukan Quds beroperasi di luar Iran untuk memperluas pengaruh negara itu dan menyebarkan revolusi Islam.

Meskipun hanya memiliki enam minggu untuk pelatihan militer, hari ini Soleimani dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh di Garda Revolusi, bahkan melebihi dari komandannya; Mohammad Ali Jafari.

Pasukan Quds didirikan selama Perang Iran-Irak sebagai unit elite. Tujuannya adalah untuk membantu Kurdi dalam perjuangan mereka melawan pemimpin Irak Saddam Hussein dan lebih jauh untuk menyebarkan prinsip-prinsip revolusi Islam.

Setelah itu, pasukan Quds mulai melatih pasukan di luar Iran, seperti Hizbullah di Lebanon, dan melakukan serangan terhadap lawan-lawan rezim di seluruh dunia.

Soleimani telah dikaitkan dengan beberapa serangan dan percobaan serangan terhadap target Israel dan Yahudi di seluruh dunia, termasuk pengeboman tahun 1994 terhadap pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires, serangan terhadap sebuah bus tur Israel di Burgas, Bulgaria pada tahun 2012, dan pengiriman senjata Karine A ke Palestina pada tahun 2002.

Serangan terhadap target Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di sepanjang perbatasan utara Israel pada Rabu malam tercatat sebagai operasi terbaru Soleimani, meski dianggap gagal oleh Tel Aviv. Soleimani juga dianggap Israel telah membangun militer Iran di Suriah selama setahun terakhir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3563 seconds (0.1#10.140)