Dokter Gaza Amputasi Kaki Keponakannya di Rumah, Tanpa Obat Bius
loading...
A
A
A
GAZA - Dokter Palestina, Hani Bseiso, menghadapi keputusan yang menyakitkan ketika keponakan remajanya terluka akibat serangan udara Israel terhadap rumahnya di Kota Gaza.
Sang dokter terpaksa mengamputasi kaki keponakan perempuannya atau mengambil risiko dia mati kehabisan darah, menurut laporan Reuters.
Karena tidak dapat mencapai rumah sakit terdekat, dan dengan hanya menggunakan gunting dan kain kasa yang ada di tas medisnya, dia mengamputasi bagian bawah kaki kanan A'Hed Bseiso dalam operasi yang dilakukan di meja dapur, tanpa obat bius.
Rekaman video kasar yang menjadi viral di Instagram menunjukkan dia menyeka tunggul kaki kanannya yang berdarah saat keponakannya berbaring di atas meja.
Salah satu saudara laki-lakinya memeganginya, yang lain memegang dua ponsel untuk memberikan penerangan yang lebih baik.
Rumah tersebut hanya berjarak 1,1 mil (1,8 km) dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, biasanya berjarak enam menit berkendara atau 25 menit berjalan kaki.
Namun Hani Bseiso mengatakan tembakan Israel yang hebat di daerah tersebut membuatnya terlalu berbahaya untuk mencoba sampai ke sana.
“Sayangnya, saya tidak punya pilihan lain. Pilihannya adalah saya membiarkan gadis itu mati atau mencoba semampu saya,” papar Hani Bseiso kepada Reuters pekan ini dalam wawancara di ruangan tempat dia mengamputasi kakinya pada 19 Desember 2023.
Reuters tidak dapat mengkonfirmasi secara independen apa yang menimpa rumahnya, mengapa rumahnya diserang dan kejadian apa yang mendahului serangan tersebut.
Sang dokter terpaksa mengamputasi kaki keponakan perempuannya atau mengambil risiko dia mati kehabisan darah, menurut laporan Reuters.
Karena tidak dapat mencapai rumah sakit terdekat, dan dengan hanya menggunakan gunting dan kain kasa yang ada di tas medisnya, dia mengamputasi bagian bawah kaki kanan A'Hed Bseiso dalam operasi yang dilakukan di meja dapur, tanpa obat bius.
Rekaman video kasar yang menjadi viral di Instagram menunjukkan dia menyeka tunggul kaki kanannya yang berdarah saat keponakannya berbaring di atas meja.
Salah satu saudara laki-lakinya memeganginya, yang lain memegang dua ponsel untuk memberikan penerangan yang lebih baik.
Rumah tersebut hanya berjarak 1,1 mil (1,8 km) dari Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, biasanya berjarak enam menit berkendara atau 25 menit berjalan kaki.
Namun Hani Bseiso mengatakan tembakan Israel yang hebat di daerah tersebut membuatnya terlalu berbahaya untuk mencoba sampai ke sana.
“Sayangnya, saya tidak punya pilihan lain. Pilihannya adalah saya membiarkan gadis itu mati atau mencoba semampu saya,” papar Hani Bseiso kepada Reuters pekan ini dalam wawancara di ruangan tempat dia mengamputasi kakinya pada 19 Desember 2023.
Reuters tidak dapat mengkonfirmasi secara independen apa yang menimpa rumahnya, mengapa rumahnya diserang dan kejadian apa yang mendahului serangan tersebut.