Asal Usul Penyerangan Turki di Irak dan Suriah
loading...
A
A
A
ANKARA - Militer Turki telah melakukan serangan udara terhadap pejuang Kurdi di Irak utara dan Suriah dalam beberapa hari terakhir.
Terbaru pada Selasa (16/1), serangan udara Turki menghancurkan 23 sasaran di Irak dan SUriah. Operasi tersebut memperluas peningkatan kekerasan baru-baru ini di perbatasan selatan Turki, seiring dengan meningkatnya ketegangan regional di tengah pemboman Israel di Gaza.
Foto/Reuters
Peningkatan konflik dimulai ketika sembilan tentara Turki tewas dalam bentrokan dengan pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara pada pekan lalu. Ankara membalasnya dengan serangan udara dan operasi militer di wilayah tersebut, serta di Suriah utara.
Turki berdalih serangan tersebut akan menjamin keamanan perbatasan dan mencegah serangan.
Foto/Reuters
PKK, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam kekerasan tersebut.
Pasukan Turki secara rutin menyerang pejuang PKK yang berbasis di pegunungan Irak utara.
Media pemerintah Suriah dan sumber-sumber lain mengatakan pada hari Senin bahwa Turki telah melakukan gelombang serangan udara terhadap infrastruktur listrik dan minyak di wilayah timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi, sehingga menyebabkan beberapa pembangkit listrik tidak dapat beroperasi.
Turki telah melakukan serangkaian serangan militer dan kampanye pengeboman di Suriah terhadap Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG), yang dianggap sebagai sayap PKK.
Ketegangan yang meluas akibat perang di Gaza memicu meningkatnya tingkat kekerasan di wilayah tersebut, dan Irak utara serta Suriah adalah salah satu titik panasnya.
Foto/Reuters
Turki meluncurkan Operasi Claw-Lock di Irak utara pada bulan April 2022, di mana Turki mendirikan beberapa pangkalan di provinsi Duhok. Irak telah berulang kali memprotes kehadiran pasukan Turki dan menyerukan penarikan mereka.
“Kami akan berjuang sampai akhir melawan organisasi teroris PKK di dalam dan di luar perbatasan kami,” Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menulis di X.
Terbaru pada Selasa (16/1), serangan udara Turki menghancurkan 23 sasaran di Irak dan SUriah. Operasi tersebut memperluas peningkatan kekerasan baru-baru ini di perbatasan selatan Turki, seiring dengan meningkatnya ketegangan regional di tengah pemboman Israel di Gaza.
Asal Usul Penyerangan Turki di Irak dan Suriah
1. Dipicu Esklasi Ketegangan dengan Pejuang PKK
Foto/Reuters
Peningkatan konflik dimulai ketika sembilan tentara Turki tewas dalam bentrokan dengan pejuang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara pada pekan lalu. Ankara membalasnya dengan serangan udara dan operasi militer di wilayah tersebut, serta di Suriah utara.
Turki berdalih serangan tersebut akan menjamin keamanan perbatasan dan mencegah serangan.
2. Belum Mampu Menetralisir PKK
Foto/Reuters
PKK, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengangkat senjata melawan negara Turki pada tahun 1984. Lebih dari 40.000 orang tewas dalam kekerasan tersebut.
Pasukan Turki secara rutin menyerang pejuang PKK yang berbasis di pegunungan Irak utara.
Media pemerintah Suriah dan sumber-sumber lain mengatakan pada hari Senin bahwa Turki telah melakukan gelombang serangan udara terhadap infrastruktur listrik dan minyak di wilayah timur laut Suriah yang dikuasai Kurdi, sehingga menyebabkan beberapa pembangkit listrik tidak dapat beroperasi.
Turki telah melakukan serangkaian serangan militer dan kampanye pengeboman di Suriah terhadap Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG), yang dianggap sebagai sayap PKK.
Ketegangan yang meluas akibat perang di Gaza memicu meningkatnya tingkat kekerasan di wilayah tersebut, dan Irak utara serta Suriah adalah salah satu titik panasnya.
3. Mengirim Pasukan ke Irak dan Suriah
Foto/Reuters
Turki meluncurkan Operasi Claw-Lock di Irak utara pada bulan April 2022, di mana Turki mendirikan beberapa pangkalan di provinsi Duhok. Irak telah berulang kali memprotes kehadiran pasukan Turki dan menyerukan penarikan mereka.
“Kami akan berjuang sampai akhir melawan organisasi teroris PKK di dalam dan di luar perbatasan kami,” Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menulis di X.
(ahm)