Tiga Tewas dalam Aksi Unjuk Rasa di Nikaragua

Sabtu, 21 April 2018 - 15:40 WIB
Tiga Tewas dalam Aksi Unjuk Rasa di Nikaragua
Tiga Tewas dalam Aksi Unjuk Rasa di Nikaragua
A A A
MANAGUA - Aksi protes terkait jaminan sosial di Nikaragua memakan korban jiwa. Pihak Palang Merah mengatakan setidaknya tiga orang tewas, termasuk seorang perwira polisi. Situasi ini memberikan tekanan kepada pemerintahan sayap kiri Presiden Daniel Ortega.

Warga Nikaragua telah melakukan aksi protes selama tiga hari berturut-turut terhadap perubahan pemerintah terhadap jaminan sosial, yang ditandatangani menjadi undang-undang awal pekan ini, yang meningkatkan kontribusi pekerja dan uang pensiun yang lebih rendah.

Palang Merah Nikaragua mengatakan pada hari Kamis seorang petugas polisi dan seorang demonstran muda ditembak mati di Ibu Kota Nikaragua, Managua. Sementara di kota lain, seorang pemuda juga tewas ditembak.

“Kami tidak yakin apa yang terjadi. Tidak jelas. Kami tidak tahu pihak siapa (korbannya), apakah mereka mendukung atau menentang,” kata juru bicara Palang Merah Nikaragua, Lisseth Guido, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/4/2018).

Guido mengatakan sekitar 48 orang telah menerima perawatan medis pada hari Kamis karena berbagai cedera akibat aksi protes. Aksi protes dengan kekerasan berlanjut hingga Jumat karena polisi anti huru hara menggunakan gas air mata, tetapi tidak diketahui apakah ada korban tambahan.

Seorang mantan pemimpin gerilya sayap kiri yang menjadi kritikus menuding Ortega, yang telah menjadi presiden sejak 2007, ingin mendirikan rezim diktator. Ortega juga ingin menghasilkan pertumbuhan yang solid dengan menggabungkan kebijakan sosialis dengan merangkul pasar bebas.

Tetapi keputusannya untuk meningkatkan kontribusi pekerja terhadap jaminan sosial dan mengurangi pensiun, yang menurut pemerintah diperlukan secara fiskal, telah memicu reaksi keras.

Gelombang protes adalah yang terbesar sejak Ortega mengambil alih kekuasaan, menempatkannya bersama tokoh-tokoh sayap kiri Amerika Latin lainnya yang mendapat tekanan setelah gagal mengkonsolidasikan keuntungan ekonomi.

Setelah pemerintah Ortega menyetujui perbaikan keamanan sosial minggu ini, ratusan pensiunan mogok di jalan-jalan sebagai bentuk protes pada hari Rabu. Mereka bergabung keesokan harinya dengan ribuan mahasiswa dan pekerja bisnis di kota-kota di seluruh negeri, memicu bentrokan dengan polisi.

Para pengunjuk rasa pada hari Jumat membawa sejumlah poster yang mengatakan: "Tidak ada lagi penindasan" dan "Kami tidak takut."

Sejak aksi protes dimulai, paling tidak tiga stasiun televisi lokal yang menyiarkan aksi protes secara langsung sinyalnya diputus.

100% Noticias, satu-satunya stasiun TV yang sinyalnya diputus, menyebut tindakan itu sebagai langkah "sewenang-wenang dan ilegal."

Kepala kebijakan luar negeri Kosta Rika, Christian Guillermet, menyatakan keprihatinannya tentang kekerasan dan sensor media.

"Selalu penting untuk menjaga perdamaian sosial dan dalam arti itu kami tidak percaya melanggar kebebasan berekspresi membuat kondusif," kata Guillermet.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4883 seconds (0.1#10.140)