Siapakah Adila Hassim? Pengacara yang Mewakili Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Gaza dengan Tersangka Israel?

Senin, 15 Januari 2024 - 21:21 WIB
loading...
Siapakah Adila Hassim? Pengacara yang Mewakili Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Gaza dengan Tersangka Israel?
Adila Hassim, pengacara Afrika Selatan, tampil atraktif di Mahkamah Internasional. Foto/Muslim Mirror
A A A
GAZA - Adila Hassim, seorang pengacara terkemuka di Afrika Selatan, baru-baru ini menarik perhatian internasional dengan representasinya yang meyakinkan atas Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ).

Dalam argumen pembuka, Adila menekankan parahnya serangan brutal Israel di Gaza, dan menggambarkannya sebagai salah satu kampanye pengeboman konvensional terberat dalam sejarah peperangan modern.

Ia menyoroti kehancuran kota-kota di Palestina dan kurangnya bantuan yang menjangkau masyarakat, sehingga kebutuhan pokok tidak dapat diperoleh.

Melansir The New Arab, pidatonya yang berapi-api, disampaikan di hadapan panel yang terdiri dari 15 hakim di ruang sidang yang penuh sesak, mendapat tepuk tangan meriah secara online, membuat banyak orang bertanya-tanya siapa dia.

Adila, yang dikenal karena keahliannya di bidang hukum konstitusi dan hak asasi manusia, menyampaikan kasus yang berat terhadap Israel, dengan menuduhnya melakukan tindakan genosida di Gaza.

Dia berpendapat di ICJ bahwa Israel telah melanggar Pasal II Konvensi Genosida dengan melakukan “pembunuhan massal” terhadap warga Palestina di Gaza.

“Israel mengerahkan 6.000 bom per minggu… Tidak ada seorang pun yang selamat. Bahkan bayi yang baru lahir pun tidak. Para pemimpin PBB menggambarkannya sebagai kuburan anak-anak,” katanya.



“Tidak ada yang bisa menghentikan penderitaan ini, kecuali perintah dari pengadilan ini,” tambahnya, dilansir Al Jazeera. Afrika Selatan telah menuntut ICJ memerintahkan Israel untuk menghentikan kampanye militernya.

Melansir The New Arab, Adila bekerja di bidang hukum selama beberapa dekade, dengan spesialisasi di bidang hukum ketatanegaraan, administrasi, kesehatan, dan persaingan usaha. Dia telah menduduki berbagai posisi, termasuk sebagai penjabat hakim, dan panitera Mahkamah Konstitusi, hingga Pius Langa dan Edwin Cameron.

Di luar ruang sidang, Adilla Hassim melakukan advokasi terhadap korupsi dan hak asasi manusia. Dia ikut menulis buku pegangan tentang hak asasi manusia, hukum kesehatan, dan kebijakan di Afrika Selatan.

Sebagai salah satu pendiri Corruption Watch dan mantan Direktur Litigasi di Bagian 27, ia telah mengadvokasi reformasi masyarakat dan hak-hak kelompok marginal, dengan mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

Adila, yang dikabarkan berusia 30-an, disebut-sebut lebih memilih merahasiakan usia dan latar belakang etnisnya, dan hanya digambarkan sebagai warga negara Afrika Selatan.

Di bidang akademik, Adila meraih gelar Bachelor of Arts (BA) dan Bachelor of Laws (LLB) di University of Christmas. Dis kemudian memperoleh gelar Master of Laws (LLM) dari Saint Louis University School of Law diikuti dengan gelar Doktor.

Adila juga seorang ibu dari setidaknya satu anak laki-laki, yang menulis tweet tentang rasa bangga padanya selama argumennya di ICJ.

Perwakilan hukum dari Afrika Selatan menuduh Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan segera meminta pengadilan tertinggi PBB untuk campur tangan dan menghentikan perang Israel di Gaza.

Sebagai tanggapan, Israel – yang sejauh ini telah membunuh lebih dari 23.000 warga Palestina di Gaza, membantah klaim tersebut.

Sementara itu, tim hukum Afrika Selatan berpendapat bahwa konflik tersebut merupakan periode penindasan Palestina yang berkepanjangan.

(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)