5 Fakta Assad, Presiden Dibenci AS, Israel dan Tetangga Arab-nya

Rabu, 18 April 2018 - 06:57 WIB
5 Fakta Assad, Presiden Dibenci AS, Israel dan Tetangga Arab-nya
5 Fakta Assad, Presiden Dibenci AS, Israel dan Tetangga Arab-nya
A A A
DAMASKUS - Agresi singkat Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis terhadap Suriah menjadikan sosok Presiden Bashar al-Assad menjadi sorotan dunia. Atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia, pemimpin rezim Damaskus ini dibenci, Amerika Serikat, Israel dan para tetangga Arab-nya seperti Arab Saudi dan Turki.

Assad tercatat sebagai pemimpin Arab yang kuat karena pemberontakan selama tujuh tahun terakhir sejak fenomena Arab Spring dan ditambah dengan munculnya kelompok teror di negaranya, dia masih bertahan dan dianggap nyaris memenangkan perang. Apa yang membuat Assad bertahan, salah satunya adalah sokongan sekutu terkuatnya, Rusia, Iran dan kelompok Hizbullah.

Hanya beberapa jam setelah AS, Inggris dan Prancis menembakkan 105 rudal, Assad dengan santainya berangkat bekerja di kantornya di Damaskus. Video aktivitasnya yang diunggah di akun Instagram kantor kepresidenan Suriah itu telah jadi pemberitaan utama media internasional beberapa hari lalu.

Terlepas dari konflik politik dan agresi Barat, ada lima fakta kecil yang perlu diketahui soal Assad dan kehidupannya. Berikut rinciannya;

1. Assad Seorang Dokter Mata

Assad belajar untuk menjadi dokter mata di Universitas Damaskus, di mana dia lulus pada tahun 1988 sebelum bekerja sebagai dokter tentara. Dia kemudian mengejar gelar yang lebih tinggi di London, dengan tujuan menjadi dokter mata yang lebih khusus.

"Dia adalah warga negara biasa; Anda tidak akan mengira dia putra presiden kecuali Anda mengenalnya secara pribadi," kata seorang teman universitas di London, Ayman Abdel Nour, dalam sebuah artikel yang diterbitkan Quartz tahun 2017.

2. Sang Istri, Asma Assad, Dicap Suka Belanja Mewah

Assad bertemu Asma Akras di London sambil melanjutkan studi oftalmologi di Western Eye Hospital. Asma yang berkewarganegaraan Inggris-Suriah dikenal karena citra publiknya yang tenang, tetapi telah dituduh berpuas diri ketika ditanya tentang tindakan suaminya.

The Guardian melaporkan pernikahannya dengan Assad, membuat Asma menjadi perempuan yang suka belanja mewah. Menurut laporan media Inggris ini, Asma secara konsisten menghabiskan puluhan ribu dollar AS untuk belanja perhiasan, pakaian, dan perabotan.

3. Assad Terpaksa Berkuasa setelah Kematian Saudaranya

Bashar al-Assad sejatinya tidak terlalu berminat terjun ke politik apalagi menjadi penguasa Suriah menggantikan ayahnya, Hafez Assad. Namun, takdir mengantarnya menjadi penguasa Suriah setelah saudara laki-lakinya, Bassel al-Assad meninggal dalam kecelakaan mobil tahun 1994.

Sang ayah lantas dengan cepat mempersiapkan Bashar untuk menggantikannya. Laporan suksesi penguasa Suriah ini pernah diterbitkan tahun 2013 dalam sebuah artikel di The Atlantic.

Menurut artikel itu, publik Suriah sejatinya mengidolakan Bassel karena fisiknya lebih besar dan lebih kuat ketimbang Bashar. Bashar pun sempat menjalani pelatihan bertahun-tahun sebelum menjadi ikon politik Suriah.

4. Profil Mode Asma Assad Viral karena Ulasan Dinilai Salah

Kisah yang ditulis tahun 2011 dengan judul "Asma al-Assad: A Rose in the Desert" yang berisi pujian terhadap Asma Assad tiba-tiba terpaksa dihapus situs American Vogue, sebuah situs majalah mode. Alasannya, ulasan tentang Ibu Negara Suriah, Asma Assad, dianggap salah dan menjadi viral setelah situs itu dengan cepat berbalik mengecam Asma dengan artikel "First Lady of Hell". Perubahan artikel yang menjadi viral itu tak lepas dari peran suaminya, Bashar al-Assad yang dibenci Barat, Israel dan para tetangga Arab-nya terkait krisis Suriah.

The Hill kemudian melaporkan bahwa artikel "Asma al-Assad: A Rose in the Desert" sejatinya proyek public relations yang didanai oleh pemerintah Suriah. Ulasan dengan artikel itu awalnya menampilkan pujian terhadap Asma dengan foto dua halaman berwarna-warni.

5. Assad Selalu Dituduh Melakukan Kejahatan Perang

Serangan udara baru-baru ini oleh koalisi gabungan AS, Prancis, dan Inggris adalah agresi dengan dalih sebagai balasan atas dugaan serangan kimia terhadap puluhan warga sipil Suriah. Serangan ini dituduhkan oleh rezim Assad, meski Damaskus sudah berkali-kali menyangkalnya.

Ini bukan bukan pertama kalinya pemerintah Assad dituduh menyerang rakyatnya sendiri dan rezim Assad juga selalu dituduh musuh-musuhnya melakukan kejahatan perang.

Serangan gas sarin tahun 2017 di Idlib juga dituduhkan terhadap rezim Assad. Tuduhan itu membuat Suriah dibombardir sekitar 59 rudal jelajah Tomahawk AS atas perintah Presiden Donald Trump.

Pengadilan Pidana Internasional atau ICC juga berupaya mengadili Assad. Namun, Rusia pasang badan untuk mencegahnya.

Mantan jaksa ICC, Alex Whitting, mengatakan kepada NPR bahwa bukti kejahatan perang yang dituduhkan terhadap Assad saat ini sedang dikumpulkan oleh Komisi untuk Keadilan dan Akuntabilitas Internasional. Whiting, seorang profesor Harvard Law School, mengatakan bahwa pengadilan bisa digelar di masa depan jika Assad digulingkan dari kekuasannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4188 seconds (0.1#10.140)