Amerika Kecolongan, Miliarder Partai Komunis China Diam-diam Beli 200.000 Hektare Tanah di AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Chen Tianqiao, miliarder yang juga anggota Partai Komunis China, diam-diam telah membeli sekitar 200.000 hektare tanah di Amerika Serikat (AS) hampir satu dekade lalu. Ini memicu kemarahan para politisi Amerika.
Chen terungkap menjadi pemilik asing terbesar kedua atas lahan pertanian di AS.
Para politisi, yang menilai pihak berwenang Amerika kecolongan, ingin tahu mengapa pembelian tanah senilai USD85 juta oleh Chen dirahasiakan selama bertahun-tahun.
Chen, salah satu pendiri Shanda Interactive Entertainment, membeli sekitar 200.000 hektare lahan pertanian di Oregon pada 2015 dengan harga sekitar USD430 per hektare, menurut Land Report—Sebuah majalah yang berfokus pada kepemilikan tanah pribadi di Amerika.
Namun, menurut laporan Mail Online, pembelian lahan seluas itu tidak tercantum dalam catatan kepemilikan tanah pemerintah oleh investor asing.
Anggota Kongres dari Partai Republik di New York, Elise Stefanik, mengatakan kepada New York Post bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah “menghilangkan tanggung jawab” dalam melindungi lahan pertanian AS agar tidak diambil alih oleh “musuh asing".
“Komunis China membeli lahan pertanian AS untuk menumbangkan kedaulatan kami, melemahkan industri pertanian kami, melanggar batas instalasi militer kami, dan menjelek-jelekkan komunitas pedesaan Amerika,” kata Stefanik, yang dilansir Minggu (14/1/2024).
Kepemilikan tanah Chen baru terungkap baru-baru ini setelah negara secara terbuka menyebutkan salah satu perusahaan Chen sebagai pemilik manfaat dari properti tersebut.
Chen (50) juga memiliki townhouse Manhattan senilai USD39 juta dan properti senilai USD26 juta di Los Angeles, tempat dia tinggal.
Dia bergabung dengan Partai Komunis China ketika berusia 18 tahun, dan telah menduduki jabatan eksekutif di partai tersebut.
Tahun lalu, Stefanik dan anggota Kongres lainnya mengirimkan surat kepada Departemen Pertanian AS, mendesak badan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kepemilikan asing atas lahan pertanian.
“Ketahanan pangan adalah keamanan nasional,” tulisnya.
Petani Montana yang juga Senator, Jon Tester, pada hari Jumat memperbarui tuntutan agar Kongres melindungi keamanan lahan AS.
“Meskipun kita mempelajari lebih lanjut mengenai hal-hal spesifik seputar situasi yang sedang terjadi ini, hal ini menyoroti perlunya Kongres untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi keamanan pertanian Amerika,” kata politisi Partai Demokrat itu dalam sebuah pernyataan.
Stefanik termasuk di antara sekelompok legislator bipartisan yang menulis surat kepada Menteri Pertanian Thomas Vilsack untuk memprotes apa yang dia katakan sebagai lemahnya pengawasan pemerintah federal terhadap pembelian tanah oleh asing.
Tidak jelas mengapa pembelian Chen tidak muncul dalam catatan pemerintah AS.
Undang-Undang Pengungkapan Investasi Pertanian oleh Asing mewajibkan investor asing untuk melaporkan minat baru apa pun atas lahan pertanian Amerika kepada Departemen Pertanian dalam waktu 90 hari sejak transaksi.
Keluarga Irving Kanada adalah pemilik tanah asing terbesar di AS, memiliki lebih dari 1,2 juta hektare di Maine.
Chen terungkap menjadi pemilik asing terbesar kedua atas lahan pertanian di AS.
Para politisi, yang menilai pihak berwenang Amerika kecolongan, ingin tahu mengapa pembelian tanah senilai USD85 juta oleh Chen dirahasiakan selama bertahun-tahun.
Chen, salah satu pendiri Shanda Interactive Entertainment, membeli sekitar 200.000 hektare lahan pertanian di Oregon pada 2015 dengan harga sekitar USD430 per hektare, menurut Land Report—Sebuah majalah yang berfokus pada kepemilikan tanah pribadi di Amerika.
Namun, menurut laporan Mail Online, pembelian lahan seluas itu tidak tercantum dalam catatan kepemilikan tanah pemerintah oleh investor asing.
Anggota Kongres dari Partai Republik di New York, Elise Stefanik, mengatakan kepada New York Post bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah “menghilangkan tanggung jawab” dalam melindungi lahan pertanian AS agar tidak diambil alih oleh “musuh asing".
“Komunis China membeli lahan pertanian AS untuk menumbangkan kedaulatan kami, melemahkan industri pertanian kami, melanggar batas instalasi militer kami, dan menjelek-jelekkan komunitas pedesaan Amerika,” kata Stefanik, yang dilansir Minggu (14/1/2024).
Kepemilikan tanah Chen baru terungkap baru-baru ini setelah negara secara terbuka menyebutkan salah satu perusahaan Chen sebagai pemilik manfaat dari properti tersebut.
Chen (50) juga memiliki townhouse Manhattan senilai USD39 juta dan properti senilai USD26 juta di Los Angeles, tempat dia tinggal.
Dia bergabung dengan Partai Komunis China ketika berusia 18 tahun, dan telah menduduki jabatan eksekutif di partai tersebut.
Tahun lalu, Stefanik dan anggota Kongres lainnya mengirimkan surat kepada Departemen Pertanian AS, mendesak badan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kepemilikan asing atas lahan pertanian.
“Ketahanan pangan adalah keamanan nasional,” tulisnya.
Petani Montana yang juga Senator, Jon Tester, pada hari Jumat memperbarui tuntutan agar Kongres melindungi keamanan lahan AS.
“Meskipun kita mempelajari lebih lanjut mengenai hal-hal spesifik seputar situasi yang sedang terjadi ini, hal ini menyoroti perlunya Kongres untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi keamanan pertanian Amerika,” kata politisi Partai Demokrat itu dalam sebuah pernyataan.
Stefanik termasuk di antara sekelompok legislator bipartisan yang menulis surat kepada Menteri Pertanian Thomas Vilsack untuk memprotes apa yang dia katakan sebagai lemahnya pengawasan pemerintah federal terhadap pembelian tanah oleh asing.
Tidak jelas mengapa pembelian Chen tidak muncul dalam catatan pemerintah AS.
Undang-Undang Pengungkapan Investasi Pertanian oleh Asing mewajibkan investor asing untuk melaporkan minat baru apa pun atas lahan pertanian Amerika kepada Departemen Pertanian dalam waktu 90 hari sejak transaksi.
Keluarga Irving Kanada adalah pemilik tanah asing terbesar di AS, memiliki lebih dari 1,2 juta hektare di Maine.
(mas)