Rusia Akan Deklarasikan Perang Melawan Inggris jika ....

Sabtu, 13 Januari 2024 - 16:15 WIB
loading...
Rusia Akan Deklarasikan Perang Melawan Inggris jika ....
Rusia siap berperang melawan Inggris. Foto/Reuters
A A A
MOSKOW - Sekutu senior Presiden Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow akan menganggap setiap langkah Inggris untuk mengerahkan kontingen militer ke Ukraina sebagai deklarasi perang terhadap Rusia .

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, melontarkan komentar tersebut sebagai tanggapan atas kunjungan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak ke Kyiv untuk mengumumkan peningkatan pendanaan militer guna membantu Ukraina membeli drone militer baru.

“Saya berharap musuh abadi kita – Inggris yang arogan – memahami bahwa mengerahkan kontingen militer resmi ke Ukraina akan menjadi deklarasi perang terhadap negara kita,” tulis Medvedev di aplikasi pesan Telegram, dilansir Reuters.

Medvedev, yang pernyataan publiknya yang sering dan kasar menurut para diplomat memberikan indikasi pemikiran hawkish di puncak Kremlin, juga menanyakan bagaimana perasaan masyarakat Barat jika delegasi Sunak mendapat kecaman dari munisi tandan di pusat kota Kyiv, sesuatu yang menurutnya telah terjadi. baru-baru ini terjadi pada warga sipil Rusia di kota Belgorod.



Belgorod, di Rusia selatan, terletak dekat perbatasan Ukraina dan telah menjadi sasaran roket dan drone Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Dalam insiden yang dirujuk oleh Medvedev pada 30 Desember, Rusia mengatakan sedikitnya 20 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan 111 orang terluka dalam apa yang mereka sebut sebagai serangan “tanpa pandang bulu” di Ukraina yang menggunakan bom cluster.

Kantor berita Ukraina RBC-Ukraina mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan pasukan Ukraina telah mengarahkan tembakan ke sasaran militer di Belgorod sebagai tanggapan atas pemboman besar-besaran Rusia terhadap kota-kota Ukraina pada hari sebelumnya.

Medvedev menyebut dirinya sebagai seorang modernisator liberal ketika ia menjadi presiden periode 2008-2012, namun kini ia menampilkan dirinya sebagai salah satu tokoh garis keras anti-Barat di Kremlin.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)