Kisah Daniel Ortega, Presiden Nikaragua yang Jadikan Istrinya sebagai Wapres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Daniel Ortega adalah Presiden Nikaragua yang sudah lama berkuasa. Uniknya, yang menjadi wakil presiden (wapres)-nya adalah istrinya sendiri; Rosario Murillo.
Bagaimana bisa pasangan ini menjadi pemimpin sebuah negara? Berikut kisahnya.
Ortega berasal dari keluarga kelas pekerja biasa. Ketika remaja, dia bergabung dengan Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN), sebuah gerakan yang menentang rezim diktator Anastasio Somoza.
Seiring berjalannya waktu, Ortega mulai dikenal sebagai pemimpin gerilya perjuangan. Setelah melalui jalan terjal, termasuk penahanan dan penyiksaan dari rezim berkuasa, kelompok Sandinista sukses mengambil alih kekuasaan pada 1979.
Mengutip CBS News, Ortega dipilih sebagai pengganti Presiden Somoza saat periode peralihan kekuasaan. Dia kemudian menjabat sebagai presiden pada 1984.
Saat itu, situasi Nikaragua belum stabil. Itu menjadikan pemerintahan Ortega kurang optimal. Terbukti, dia kalah dari Violeta Chamorro pada pemilihan presiden berikutnya pada 1990.
Citra Ortega semakin memburuk menyusul perpecahan di internal kelompok Sandinista. Akibatnya, dia kembali kalah dalam pemilihan presiden 1995 dan 2001.
Kendati kalah berulang kali, Ortega kembali bangkit. Pada 2006, dia mulai melakukan perubahan, termasuk menjauhi akar komunisnya.
Ortega terpilih sebagai Presiden Nikaragua pada 2007. Pada kali kedua dirinya menjadi pemimpin, Ortega belajar dari masa lalu, khususnya terkait cara mengamankan kekuasaannya di masa mendatang.
Pada 2011, Ortega kembali menang pemilihan presiden. Waktu itu, hukum Nikaragua melarang seseorang untuk menjabat presiden selama tiga periode berturut-turut. Artinya, dia tidak bisa mencalonkan diri kembali pada pemilu berikutnya.
Namun, Ortega memiliki caranya sendiri. Mengutip Washington Post, sekutu Ortega yang bekerja di badan legislatif disebut telah mengubah aturan konstitusi sebelum jalannya pemilihan presiden tahun 2016.
Perubahan terjadi pada aspek penghilangan aturan batasan masa jabatan presiden. Tak hanya itu, ada juga ketentuan yang mengikat semua anggota Parlemen untuk memilih sesuai pilihan partai.
Ortega juga disebut terlibat pada pengambilan keputusan Mahkamah Agung yang memblokir akses bagi kandidat dari oposisi terkenal untuk maju dalam pemilu. Namun, itu bukanlah akhir dari kejadian-kejadian yang menggemparkan Nikaragua.
Pada pemilihan presiden 2016, Ortega menggandeng istrinya; Rosario Murillo sebagai wakil presiden (wapres). Alasan yang beredar karena kondisi kesehatan telah menurun, sehingga dia menempatkan sang istri untuk tetap mengamankan kekuasaan.
Alasan tersebut masuk akal, mengingat Murillo lebih sering tampil di publik untuk mewakili suaminya. Sebagai wapres, dia kerap muncul dan memberikan pidato di televisi.
Menariknya, pasangan Ortega-Murillo berhasil memperlama kekuasan setelah menang lagi dalam pemilihan presiden 2021. Jika diakumulasikan, Daniel Ortega ini sudah menjadi Presiden Nikaragua sebanyak 5 periode secara berbeda.
Bagaimana bisa pasangan ini menjadi pemimpin sebuah negara? Berikut kisahnya.
Ortega berasal dari keluarga kelas pekerja biasa. Ketika remaja, dia bergabung dengan Front Pembebasan Nasional Sandinista (FSLN), sebuah gerakan yang menentang rezim diktator Anastasio Somoza.
Seiring berjalannya waktu, Ortega mulai dikenal sebagai pemimpin gerilya perjuangan. Setelah melalui jalan terjal, termasuk penahanan dan penyiksaan dari rezim berkuasa, kelompok Sandinista sukses mengambil alih kekuasaan pada 1979.
Mengutip CBS News, Ortega dipilih sebagai pengganti Presiden Somoza saat periode peralihan kekuasaan. Dia kemudian menjabat sebagai presiden pada 1984.
Saat itu, situasi Nikaragua belum stabil. Itu menjadikan pemerintahan Ortega kurang optimal. Terbukti, dia kalah dari Violeta Chamorro pada pemilihan presiden berikutnya pada 1990.
Citra Ortega semakin memburuk menyusul perpecahan di internal kelompok Sandinista. Akibatnya, dia kembali kalah dalam pemilihan presiden 1995 dan 2001.
Kendati kalah berulang kali, Ortega kembali bangkit. Pada 2006, dia mulai melakukan perubahan, termasuk menjauhi akar komunisnya.
Ortega terpilih sebagai Presiden Nikaragua pada 2007. Pada kali kedua dirinya menjadi pemimpin, Ortega belajar dari masa lalu, khususnya terkait cara mengamankan kekuasaannya di masa mendatang.
Pada 2011, Ortega kembali menang pemilihan presiden. Waktu itu, hukum Nikaragua melarang seseorang untuk menjabat presiden selama tiga periode berturut-turut. Artinya, dia tidak bisa mencalonkan diri kembali pada pemilu berikutnya.
Namun, Ortega memiliki caranya sendiri. Mengutip Washington Post, sekutu Ortega yang bekerja di badan legislatif disebut telah mengubah aturan konstitusi sebelum jalannya pemilihan presiden tahun 2016.
Perubahan terjadi pada aspek penghilangan aturan batasan masa jabatan presiden. Tak hanya itu, ada juga ketentuan yang mengikat semua anggota Parlemen untuk memilih sesuai pilihan partai.
Ortega juga disebut terlibat pada pengambilan keputusan Mahkamah Agung yang memblokir akses bagi kandidat dari oposisi terkenal untuk maju dalam pemilu. Namun, itu bukanlah akhir dari kejadian-kejadian yang menggemparkan Nikaragua.
Pada pemilihan presiden 2016, Ortega menggandeng istrinya; Rosario Murillo sebagai wakil presiden (wapres). Alasan yang beredar karena kondisi kesehatan telah menurun, sehingga dia menempatkan sang istri untuk tetap mengamankan kekuasaan.
Alasan tersebut masuk akal, mengingat Murillo lebih sering tampil di publik untuk mewakili suaminya. Sebagai wapres, dia kerap muncul dan memberikan pidato di televisi.
Menariknya, pasangan Ortega-Murillo berhasil memperlama kekuasan setelah menang lagi dalam pemilihan presiden 2021. Jika diakumulasikan, Daniel Ortega ini sudah menjadi Presiden Nikaragua sebanyak 5 periode secara berbeda.
(mas)