AS: Rusia Gunakan Rudal Balistik Korea Utara untuk Gempur Ukraina
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia telah menggunakan rudal balistik dan peluncur yang dipasok oleh Korea Utara (Korut) dalam perangnya melawan Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyebutnya sebagai “eskalasi yang signifikan dan memprihatinkan” sehubungan dengan dukungan Pyongyang terhadap Moskow.
Dia mengatakan AS akan mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB dan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap mereka yang berupaya memfasilitasi transfer senjata ke Rusia.
Moskow telah membantah adanya kolaborasi seperti yang dituduhkan Amerika.
Beberapa jam setelah Gedung Putih melontarkan tuduhan tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan agar produksi kendaraan peluncur rudal diperluas.
Kim Jong-un telah mengunjungi Rusia untuk membahas potensi kerja sama militer pada bulan September lalu.
AS sebelumnya menuduh Pyongyang memasok senjata ke Rusia, namun tuduhan terbaru ini adalah pertama kalinya intelijen AS berbagi rincian tentang rudal balistik—roket berpemandu yang dapat mencapai sasaran sejauh 900 km (500 mil).
Tidak jelas apa yang akan diperoleh Korea Utara sebagai imbalan atas penyediaan senjata tersebut kepada Rusia.
Beberapa negara Barat telah menyampaikan kekhawatirannya atas potensi transfer senjata atau teknologi militer Moskow ke Pyongyang.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyebutnya sebagai “eskalasi yang signifikan dan memprihatinkan” sehubungan dengan dukungan Pyongyang terhadap Moskow.
Dia mengatakan AS akan mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB dan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap mereka yang berupaya memfasilitasi transfer senjata ke Rusia.
Moskow telah membantah adanya kolaborasi seperti yang dituduhkan Amerika.
Beberapa jam setelah Gedung Putih melontarkan tuduhan tersebut, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan agar produksi kendaraan peluncur rudal diperluas.
Kim Jong-un telah mengunjungi Rusia untuk membahas potensi kerja sama militer pada bulan September lalu.
AS sebelumnya menuduh Pyongyang memasok senjata ke Rusia, namun tuduhan terbaru ini adalah pertama kalinya intelijen AS berbagi rincian tentang rudal balistik—roket berpemandu yang dapat mencapai sasaran sejauh 900 km (500 mil).
Tidak jelas apa yang akan diperoleh Korea Utara sebagai imbalan atas penyediaan senjata tersebut kepada Rusia.
Beberapa negara Barat telah menyampaikan kekhawatirannya atas potensi transfer senjata atau teknologi militer Moskow ke Pyongyang.