Tentara AS Habisi Ratusan Tentara Bayaran Rusia di Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Pasukan Amerika Serikat (AS) diklaim telah membunuh ratusan tentara bayaran Rusia selama serangan udara di Suriah. Demikian pernyataan seorang jenderal angkatan darat AS.
Sebanyak 300 pejuang pro rezim Damaskus diperkirakan tewas dalam pemboman AS yang diluncurkan. Serangan itu adalah tanggapan atas serangan mendadak terhadap pangkalan yang dikuasai AS di kawasan Deir al-Zor yang kaya minyak bulan lalu.
AS meluncurkan tembakan artileri dan serangan udara ke pasukan Rusia setelah diserang pada 7 Februari.
"Putaran tembakan artileri (Rusia) itu mungkin telah mendarat dan membunuh orang Amerika dan itulah mengapa kami terus mempersiapkan pertahanan kami," kata Brigadir Jenderal Jonathan Braga seperti dikutip dari Independent, Jumat (23/3/2018).
Banyak dari mereka yang tewas diyakini adalah tentara bayaran Rusia yang dipekerjakan oleh perusahaan kontraktor. Moskow bersikeras tentara regulernya tidak terlibat.
Namun, Braga mengatakan dia benar-benar prihatin konflik bisa tumbuh menjadi konfrontasi yang lebih besar dengan Rusia.
Bentrokan itu diyakini merupakan yang paling mematikan antara pasukan AS dan Rusia sejak berakhirnya perang dingin.
Kremlin hanya mengkonfirmasi kematian "beberapa lusin" warganya, tetapi terus bersikeras bahwa militernya tidak terlibat. Awalnya Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi tentang kematian tentara bayaran Rusia.
Pentagon, sementara itu, mengatakan serangan udara tersebut pembalasan atas serangan "tak beralasan" di darat yang dikendalikan oleh Pasukan Demokrat Suriah yang didukung AS, sebuah koalisi suku Kurdi dan pejuang Suriah.
Baik Moskow maupun Washington tidak secara terbuka memberikan rincian tentang bentrokan itu.
"Kami hanya berurusan dengan data yang menyangkut prajurit pasukan Rusia," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov.
"Kami tidak memiliki data tentang orang Rusia lain yang bisa berada di Suriah," imbuhnya.
Ia kemudian mengatakan lima warganya tewas, sebuah angka yang kemudian meningkat menjadi "beberapa lusin".
Namun Braga, mengatakan bahwa laporan menyatakan antara 200 dan 300 pasukan Rusia yang tewas itu mendekati perkiraan AS.
Tidak semua yang tewas adalah tentara bayaran yang bekerja untuk perusahaan Rusia, tetapi Bloomberg melaporkan bahwa lebih dari 200 orang yang tewas adalah tentara kontrak.
AS mengerahkan sekitar 2.000 pasukan ke Suriah untuk melawan ISIS, yang kini telah dipaksa keluar dari banyak wilayah yang dikuasai.
Sementara AS menentang pemerintah Suriah Bashar al-Assad, pasukan Amerika belum menjadikan tentara Suriah atau sekutunya, seperti Rusia, sebagai target.
Sebanyak 300 pejuang pro rezim Damaskus diperkirakan tewas dalam pemboman AS yang diluncurkan. Serangan itu adalah tanggapan atas serangan mendadak terhadap pangkalan yang dikuasai AS di kawasan Deir al-Zor yang kaya minyak bulan lalu.
AS meluncurkan tembakan artileri dan serangan udara ke pasukan Rusia setelah diserang pada 7 Februari.
"Putaran tembakan artileri (Rusia) itu mungkin telah mendarat dan membunuh orang Amerika dan itulah mengapa kami terus mempersiapkan pertahanan kami," kata Brigadir Jenderal Jonathan Braga seperti dikutip dari Independent, Jumat (23/3/2018).
Banyak dari mereka yang tewas diyakini adalah tentara bayaran Rusia yang dipekerjakan oleh perusahaan kontraktor. Moskow bersikeras tentara regulernya tidak terlibat.
Namun, Braga mengatakan dia benar-benar prihatin konflik bisa tumbuh menjadi konfrontasi yang lebih besar dengan Rusia.
Bentrokan itu diyakini merupakan yang paling mematikan antara pasukan AS dan Rusia sejak berakhirnya perang dingin.
Kremlin hanya mengkonfirmasi kematian "beberapa lusin" warganya, tetapi terus bersikeras bahwa militernya tidak terlibat. Awalnya Kremlin mengatakan tidak memiliki informasi tentang kematian tentara bayaran Rusia.
Pentagon, sementara itu, mengatakan serangan udara tersebut pembalasan atas serangan "tak beralasan" di darat yang dikendalikan oleh Pasukan Demokrat Suriah yang didukung AS, sebuah koalisi suku Kurdi dan pejuang Suriah.
Baik Moskow maupun Washington tidak secara terbuka memberikan rincian tentang bentrokan itu.
"Kami hanya berurusan dengan data yang menyangkut prajurit pasukan Rusia," kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov.
"Kami tidak memiliki data tentang orang Rusia lain yang bisa berada di Suriah," imbuhnya.
Ia kemudian mengatakan lima warganya tewas, sebuah angka yang kemudian meningkat menjadi "beberapa lusin".
Namun Braga, mengatakan bahwa laporan menyatakan antara 200 dan 300 pasukan Rusia yang tewas itu mendekati perkiraan AS.
Tidak semua yang tewas adalah tentara bayaran yang bekerja untuk perusahaan Rusia, tetapi Bloomberg melaporkan bahwa lebih dari 200 orang yang tewas adalah tentara kontrak.
AS mengerahkan sekitar 2.000 pasukan ke Suriah untuk melawan ISIS, yang kini telah dipaksa keluar dari banyak wilayah yang dikuasai.
Sementara AS menentang pemerintah Suriah Bashar al-Assad, pasukan Amerika belum menjadikan tentara Suriah atau sekutunya, seperti Rusia, sebagai target.
(ian)