Merkel Kembali Pimpin Jerman

Kamis, 15 Maret 2018 - 10:39 WIB
Merkel Kembali Pimpin Jerman
Merkel Kembali Pimpin Jerman
A A A
BERLIN - Anggota parlemen Jerman memilih kembali Angela Merkel sebagai kanselir keempat. Itu membuktikan dia tak politikus tak terkalahkan, meskipun dia mengalami banyak kesulitan dalam membentuk koalisi pemerintahan.

Setelah negosiasi berat dengan Partai Sosial Demokrat (SPD), Merkel dipilih sebagai kanselir untuk periode keempat dengan suara 364 berbanding 315 dari 709 anggota dewan rendah parlemen Bundestag. Sebanyak sembilan anggota parlemen menyatakan abstain. Kemudian, 21 anggota parlemen lainnya menyatakan tidak memilih dan tidak abstain. Namun demikian, Merkel gagal meraih 399 suara untuk membentuk koalisi besar di Bundestag.

“Saya menerima hasil pemungutan suara ini,” kata Merkel, 63, kepada anggota parelemen, dilansir Reuters.

Kemenangan itu langsung disambut para pendukungnya. Banyak pendukungnya yang berdiri dan menjabat tangan sebagai tanda memberikan selamat kepada Merkel.

Dalam pemungutan suara itu, Merkel juga didampingi ibundanya yang berusia 89 tahun Herlind Kasner. Suami Merkel, Joachim Sauer juga ikut memberikan semangat. Dia juga didampingi penasihat utamanya Beate Baumann.

Sekjen Partai Uni Demokrat Kristen (CDU) yang mendukung Merkel, Annegret Kramp-Karrenbauer mengungkapkan pemungutan suara itu sudah jelas dan menjadi awal yang manis. “Kini saatnya bergerak bersama untuk Jerman,” katanya.

Sejak berkuasa pada 2005, Merkel mendominasi perpolitikan Jerman. Dia juga mengendalikan Uni Eropa (UE). Dengan kepemimpinan tangan besi, Merkel mampu memimpin UE keluar dari krisis ekonomi.

Sayangnya, keputusan tegasnya pada 2015 membuka pintu bagi migran mengakibatkan Jerman harus dibanjiri lebih dari satu juta pengungsi. Dia juga menghadapi tantangan dan perdebatan mengenai kebijakan itu di alinasi konservatif CDU/CSU dan Partai Sosial Demokrat (SPD). Kini Jerman juga menghadapi konflik perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

“Ini adalah awalan yang baik bagi Jerman untuk memiliki pemerintahan yang stabil,” kata Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen. “Setelah berbulan-bulan, energi habis hanya untuk membentuk pemerintahan, kini saatnya bekerja dengan energi yang lebih besar,” kata Leyen.

Merkel bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier sebelum kembali ke Bundestag untuk dilantik. Para menteri akan dilantik hati ini setelah enam bulan proses negosiasi sulit yang ilakukan Merkel. Dia juga kehilangan dukungan dari Alternative for Germany (AfD).

Koalisi konservatif hanya berhasil membujuk SPD dalam koalisi besar. Perundingan aliansi tiga jalur dengan dua partai kecil yakni Partai Demokrat Bebas (FDP) dan Hijau juga hancur pada November silam. Pemerintahan Merkel mendatang tidak terlalu kuat didukung banyak partai. Banyak pakar memperkirakan dia akan menghadapi banyak kesulitan dalam melaksanakan serangkaian reformasi dan programnya.

Ada hal menarik dalam koalisi antara kubu konservatif dan SPD. Mereka bisa keluar dari pemerintahan koalisi jika tidak ada kemajuan terhadap program yang mereka usung. Program itu mengaju pada reformasi pada sektor dan program yang berbeda antara dua kubu tersebut. Untuk itu, Merkel harus mengeluarkan kemampuan politiknya untuk menyeimbangkan tuntutan dari dua kubu dalam koalisinya.

Partai-partai konservatif memenangkan pemilu September lalu dengan meraih 33% suara. Disusul oleh SPD dengan 20,5. Tapi, perolehan suara sangat jauh menurun dibandingkan pemilu 2013. Popularitas mereka direbut kubu kanan-jauh yang cenderung berhaluan populis yakni Alternative for Germany (AfD) yang meraih 12,6% suara.

Banyak pendukung Merkel dari konservatif mengaku SPD tetap tidak senang dengan prospek koalisi selama empat tahun. “Prospek tergelincir akan terjadi jika kita gagal untuk mendapatkan mayoritas,” kata pejabat partai konservatf Bavaian CSU Andreas Scheuer kepada German TV.

Ditertawakan Oposisi
Para pemimpin oposisi pun menumpahkan cemoohan kepada Merkel. “Hasil pemungutan suara itu menunjukkan kanselir telah kehilangan kekuasaan,” kata Ketua FDP Christian Lindner kepada Deutsche Welle.

Dia mengungkapkan Jerman melihat anggota SPD memilih kesepakaan koalisi di mana banyak orang menginginkan pembaharuan dan kebijakan baru.

Ditambahkan deputi Ketua FDP Wolfgang Kubicki mengungkapkan hasil pemungutan suara kanselir itu memang sudah bisa diperkirakan. “Itu menunjukkan kalau koalisi besar itu sesungguhnya adalah koalisi kecil,” katanya.

Partai kecil lainnya juga ikut menertawakan koalisi yang dibangun Merkel. Sedangkan ketua AfD Alexander Gauland menjelaskan kalau pemungutan suara pemilihan kanselir menunjukkan dua partai yang kalah memutari gerobak untuk memerintah negara ini apapun yang mereka inginkan.

“Kita akan memburu mereka. Kita akan memburu Merkel dan siapapun pendukungnya,” kata Gauland dilansir CNN. “Kita akan mengambil alih negara kita dan rakyat kita,” katanya.

Ditambahkan dengan ketua Partai Hijau Annalena Baerbock mengungkapkan koalisi itu mengalami kekurangan untuk menangkap keinginan masyarakat. Kalau Partai Kiri Katja Kipping menjelaskan hanya selisih sembilan suara menunjukkan Merkel tidak mampu menjadi pemimpin yang mendapatkan dukungan kuat.(Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2768 seconds (0.1#10.140)