Kekayaan Miliarder Dunia Terus Bertambah pada 2023, Mengapa?

Kamis, 28 Desember 2023 - 11:50 WIB
loading...
Kekayaan Miliarder Dunia Terus Bertambah pada 2023, Mengapa?
Kekayaan miliarder dunia terus bertambah pada 2023. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Orang-orang terkaya di dunia menjadi semakin kaya selama setahun terakhir. Itu berdasarkan daftar 500 miliarder teratas Bloomberg. Sekitar 77% miliarder yang masuk dalam daftar tersebut mengalami kekayaan yang semakin besar, sementara yang lain mengalami kerugian tertentu.

Elon Musk tetap berada di puncak, dengan perkiraan kekayaan bersih USD235 miliar. Miliarder kelahiran Afrika Selatan ini pertama kali mencopot pemilik Amazon Jeff Bezos dari posisi teratas pada pertengahan tahun 2021, dan mempertahankan posisi pertama sejak saat itu.

Tahun ini, Musk melihat kekayaannya tumbuh hampir USD98 miliar. Meskipun platform media sosialnya X, yang sebelumnya bernama Twitter, berada dalam kekacauan, terlibat perselisihan dengan pengiklan, dan terpukul oleh berbagai skandal, aset andalan Musk, Tesla, telah menikmati pertumbuhan yang stabil, sehingga semakin memperkuat posisinya.



Bezos sendiri saat ini berada di posisi ketiga dengan kekayaan USD178 miliar, hanya kalah tipis dari Bernard Arnault, CEO LVMH (Moët Hennessy Louis Vuitton), yang kekayaannya tumbuh sekitar USD179 miliar tahun ini.

Saingan berat Musk dan pemilik Meta, Mark Zuckerberg, menikmati pertumbuhan kekayaan absolut terbesar kedua tahun ini, dengan kekayaan bersihnya melonjak hampir USD83 miliar. Keduanya telah lama terlibat dalam persaingan publik terbuka dan bahkan berencana menggelar pertandingan tarung, namun gagasan itu akhirnya dibatalkan. Pertumbuhan tersebut, yang dimungkinkan oleh melonjaknya saham kerajaan media sosialnya setelah keruntuhan pada tahun 2022, menempatkan Zuckerberg di posisi keenam dengan kekayaan USD128 miliar.

Faktanya, di antara 15 besar, hanya satu miliarder yang kekayaannya menyusut. Miliarder India Gautam Adani, ketua Grup Adani, mengalami penurunan kekayaan bersih sebesar USD36,3 miliar menjadi sekitar USD84,3 miliar, dan perkembangan tersebut menempatkannya di luar daftar 10 besar.

Kerugian besar – yang sebenarnya menjadi kerugian terbesar secara absolut tahun ini – dipicu oleh skandal besar seputar kerajaan Andani, yang meletus awal tahun ini. Yakni, pengusaha tersebut dituduh “melakukan penipuan terbesar dalam sejarah perusahaan” dan “manipulasi saham secara kurang ajar”. Namun perusahaan dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1267 seconds (0.1#10.140)