8 Legasi Jacques Delors, Arsitek Uni Eropa yang Menata Masa Depan Barat
loading...
A
A
A
Setelah tidak menjabat lagi, ia menjadi presiden College of Europe di Bruges, dan terus mempengaruhi perkembangan UE.
Pada tahun 2004, ia bahkan tampaknya menerima bahwa tidak semua negara anggota menginginkan persatuan lebih lanjut. Dengan meningkatnya masalah ekonomi di kawasan euro, Delors mengatakan dia bisa memahami mengapa Inggris menolak bergabung dengan mata uang tunggal Eropa.
“Karena kami (UE) belum berhasil memaksimalkan keuntungan ekonomi dari euro,” akunya, “kita dapat memahami perkataan Inggris, ‘Segalanya baik-baik saja. Tidak ikut serta dalam Euro tidak menghentikan kita untuk mencapai kesejahteraan’. ."
“Saya menganggap partisipasi Inggris di Uni Eropa menjadi elemen positif baik bagi Inggris maupun Uni Eropa,” tegasnya.
Namun beberapa hari kemudian Inggris memberikan suara dengan selisih tipis untuk meninggalkan Uni Eropa, dan mencari hubungan alternatif dengan negara-negara tetangganya.
Jacques Delors akan dikenang sebagai seorang teknokrat yang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan kebanyakan politisi terpilih.
Dalam sejarah Uni Eropa, tidak ada seorang pun yang berbuat lebih banyak untuk membentuk perkembangannya berdasarkan keyakinannya.
Delors berharap dapat menciptakan organisasi kuat yang mampu mengarahkan keputusan politik dan ekonomi negara-negara anggotanya, demi kepentingan perdamaian dan persatuan. Namun visinya tidak dibagikan secara universal.
Pada tahun 2004, ia bahkan tampaknya menerima bahwa tidak semua negara anggota menginginkan persatuan lebih lanjut. Dengan meningkatnya masalah ekonomi di kawasan euro, Delors mengatakan dia bisa memahami mengapa Inggris menolak bergabung dengan mata uang tunggal Eropa.
“Karena kami (UE) belum berhasil memaksimalkan keuntungan ekonomi dari euro,” akunya, “kita dapat memahami perkataan Inggris, ‘Segalanya baik-baik saja. Tidak ikut serta dalam Euro tidak menghentikan kita untuk mencapai kesejahteraan’. ."
8. Mendukung Brexit
Menjelang Referendum Brexit pada tahun 2016, beredar rumor bahwa ia ingin Inggris keluar agar negara anggota lainnya dapat mempercepat proses integrasi.“Saya menganggap partisipasi Inggris di Uni Eropa menjadi elemen positif baik bagi Inggris maupun Uni Eropa,” tegasnya.
Namun beberapa hari kemudian Inggris memberikan suara dengan selisih tipis untuk meninggalkan Uni Eropa, dan mencari hubungan alternatif dengan negara-negara tetangganya.
Jacques Delors akan dikenang sebagai seorang teknokrat yang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan kebanyakan politisi terpilih.
Dalam sejarah Uni Eropa, tidak ada seorang pun yang berbuat lebih banyak untuk membentuk perkembangannya berdasarkan keyakinannya.
Delors berharap dapat menciptakan organisasi kuat yang mampu mengarahkan keputusan politik dan ekonomi negara-negara anggotanya, demi kepentingan perdamaian dan persatuan. Namun visinya tidak dibagikan secara universal.
(ahm)