5 Kamp Pengungsi Terbesar di Dunia, Nomor 4 Menampung Ratusan Ribuan Warga Rohingya

Selasa, 26 Desember 2023 - 21:21 WIB
loading...
A A A
Karena Yordania adalah negara yang paling tidak kaya air kedua di dunia, air adalah salah satu sumber daya paling berharga di sana. Terlepas dari kenyataan bahwa semua bangunan di kamp tersebut terhubung ke sumber air, sekitar sepertiga dari seluruh rumah menyatakan bahwa pasokan air tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.

Pada tahun 2017, pembangkit listrik tenaga surya didirikan untuk menyediakan akses listrik dan saat ini warga kamp memiliki akses listrik selama 9 jam per hari. Selain itu, kamp tersebut memiliki beberapa fasilitas paling penting seperti klinik kesehatan dasar.

Saat ini, lebih dari 30 organisasi internasional beroperasi di kamp tersebut. Masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari fasilitas kesehatan, tempat penampungan yang lebih baik, pusat kesehatan untuk wanita hamil, sekolah dan bahkan pasar dengan lebih dari 1.800 toko.

3. Kakuma di Kenya

Lebih dari 180.000 orang saat ini tinggal di kamp di wilayah Barat Laut Kenya yang didirikan pada tahun 1992 untuk menampung 90.000 orang.

Karena kepadatan yang berlebihan ini, komoditas penting seperti makanan, air minum yang aman, dan obat-obatan menjadi langka di Kakuma sehingga membebani infrastruktur dan sumber daya setempat.

Menurut Institut Manajemen Air Internasional (IWMI), kurangnya variasi makanan dalam makanan yang tersedia telah menyebabkan kekurangan gizi dan anemia di masyarakat pemukiman. Namun, banyak organisasi seperti IWMI dan World Agroforestry berupaya mengatasi masalah ini. Selain itu, masyarakat di kamp menerima benih dan belajar berkebun serta menggunakan tenaga surya untuk memompa air dari lubang bor untuk digunakan pada tanaman.

4. Kutupalong di Bangladesh

5 Kamp Pengungsi Terbesar di Dunia, Nomor 4 Menampung Ratusan Ribuan Warga Rohingya

Foto/Reuters

Kutupalong mulai berkembang sebagai tempat berlindung di seberang perbatasan Burma pada tahun 1991, namun bentrokan bersenjata pada tahun 2017 di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, menyebabkan migrasi terbesar ribuan orang Rohingya yang meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke kamp. Hal ini memaksa para pejabat Bangladesh untuk membangun sebuah kamp yang mampu menampung lebih dari 800.000 orang yang mencari perlindungan.

Saat ini, dengan populasi pengungsi melebihi 860.000 (setengahnya adalah anak-anak), kamp ini merupakan kamp pengungsi terbesar di dunia, menempati area seluas sekitar 13 km persegi.

Di Kutupalong, pengungsi Rohingya menghadapi berbagai kesulitan, salah satunya adalah musim hujan yang membawa banjir besar dan menghancurkan banyak tempat penampungan. Pengungsi tinggal di rumah bertingkat rendah yang terletak di dataran banjir yang terjebak dalam lumpur.

Pelayanan publik termasuk rumah sakit dan sekolah tidak dapat diakses. Karena tidak ada layanan darurat sama sekali, kebakaran sering kali menghancurkan rumah-rumah beserta segala sesuatu yang dilaluinya.

Pemerintah Bangladesh telah berupaya mengatasi masalah perencanaan kota Kutupalong selama bertahun-tahun, namun masuknya imigran yang terus menerus membuat hal ini hampir mustahil dilakukan.

5. Kompleks Dadaab dari 3 kamp di Kenya

Terletak di Garissa County, Kenya, hampir 725 km dari kamp pengungsi Kakuma, kompleks pengungsi Dadaab terdiri dari tiga kamp yang lebih kecil – Hagadera, Dagahaley, dan Ifo.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)