Netanyahu Tepis Israel Ditekan AS agar Tak Perluas Perang ke Lebanon

Senin, 25 Desember 2023 - 11:49 WIB
loading...
Netanyahu Tepis Israel Ditekan AS agar Tak Perluas Perang ke Lebanon
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menepis laporan bahwa Israel ditekan AS agar tidak memperluas perangnya saat ini ke wilayah Lebanon. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menepis laporan bahwa pihaknya telah ditekan Amerika Serikat (AS) agar tidak memperluas perang saat ini ke wilayah Lebanon.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu bahwa Netanyahu ditekan oleh Presiden AS Joe Biden untuk tidak menyerang Hizbullah di Lebanon karena khawatir kelompok itu akan melancarkan serangan terhadap Israel—serupa dengan serangan 7 Oktober yang dilancarkan oleh Hamas.

Namun, Netanyahu membantah laporan tersebut pada hari Minggu. "Tindakan Israel tidak ditentukan oleh tekanan eksternal," katanya.



“Saya telah melihat publikasi palsu yang mengeklaim bahwa AS telah mencegah dan menghalangi kami melakukan operasi operasional di wilayah tersebut,” kata Netanyahu.

"Ini tidak benar. Israel adalah negara berdaulat. Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional dan saya tidak akan menjelaskannya lebih lanjut," katanya lagi.

“Keputusan mengenai bagaimana menggunakan pasukan kami adalah keputusan independen IDF [Pasukan Pertahanan Israel] dan bukan keputusan pihak lain," paparnya, seperti dikutip Middle East Eye, Senin (25/12/2023).

Israel saat ini menderita kesulitan dalam perangnya melawan Hamas di Gaza, Palestina.

Tujuan perangnya, yakni melenyapkan Hamas dan memulangkan semua sandera, tak kunjung tercapai. Sebaliknya, militer Israel terus menderita kerugian besar dengan tentaranya tewas hampir setiap hari di Gaza.

Invasi brutal militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Meskipun mendapat kecaman luas dari dunia internasional, Israel dan sekutu dekatnya; Amerika Serikat, tetap teguh menentang gencatan senjata, dan mengeklaim bahwa hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

Perang di Gaza dimulai 7 Okober setelah Hamas meluncurkan serangan spektakuler ke Israel selatan. Menurut militer Zionis, sekitar 1.200 orang tewas selama serangan Hamas tersebut dan 240 lainnya diculik dan dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Tak lama setelah perang besar pecah di Gaza, kelompok Hizbullah ikut menyerang pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel. Kendati demikian, baku tembak di perbatasan itu tidak mengakibatkan perang bersekala besar seperti yang terjadi di Gaza.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1685 seconds (0.1#10.140)