Jet AS Disebut Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia, Ini Respons Moskow

Jum'at, 16 Februari 2018 - 14:13 WIB
Jet AS Disebut Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia, Ini Respons Moskow
Jet AS Disebut Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia, Ini Respons Moskow
A A A
MOSKOW - Pemerintah Rusia untuk pertama kalinya mengakui serangan udara jet tempur Amerika Serikat (AS) di Suriah yang kemungkinan menewaskan warganya. Moskow mengatakan, lima petempur Rusia mungkin berada di antara korban tewas dalam serangan pekan lalu.

Pengakuan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Kamis. Namun, Moskow menyangkal jika korban tewas dalam jumlah besar, apalagi disebut mencapai lebih dari 100 orang.

Sebelumnya dilaporkan bahwa lebih dari 100 petempur loyalis rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tewas oleh serangan udara jet tempur AS pada 7 Februari 2018 di wilayah Provinsi Deir ez-Zour. Ratusan petempur yang tewas itu dilaporkan merupakan tentara bayaran Rusia.

Baca Juga: Jet AS Hancurkan Tank dan Tewaskan Ratusan Tentara Bayaran Rusia

Selain menimbulkan korban jiwa, serangan tersebut juga menghancurkan tank T-72 Rusia dalam sekejap. AS mengatakan bahwa serangannya merupakan tindakan ”pembelaan diri” setelah basis militernya yang dibangun untuk membantu pasukan Kurdi dalam melawan ISIS diserang para petempur loyalis rezim Suriah.

”Menurut informasi awal, kita bisa berbicara tentang kematian lima orang, mungkin warga negara Rusia, sebagai hasil dari sebuah konfrontasi bersenjata yang penyebabnya sedang diperiksa,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada wartawan hari Kamis, yang dilansir Reuters, Jumat (16/2/2018).

Pejabat Rusia tersebut menegaskan bahwa mereka yang tewas dalam bentrokan tersebut bukanlah anggota angkatan bersenjata Rusia. Meski begitu, ini merupakan yang pertama kalinya petempur Rusia terbunuh dalam serangan udara AS di Suriah.

Tentara bayaran Rusia yang dilaporkan terbunuh itu diduga dari kontraktor militer swasta Wagner. Kontraktor ini telah menyediakan ribuan tentara bayaran untuk membantu pemerintah Assad.

”Orang-orang Rusia di banyak wilayah, termasuk Ukraina, telah mengklaim bahwa pasukan mereka tidak terlibat,” kata Mark Simakovsky, mantan pejabat Pentagon dan sekarang merupakan anggota senior Atlantic Council, sebuah kelompok think tank yang berbasis di New York.

”Tapi itu daun ara, karena kekuatan mereka dilibatkan (dan) memiliki koordinasi dan penghubung dengan intelijen serta pasukan keamanan Rusia,” ujarnya.

Moskow tidak pernah secara terbuka mengakui bahwa kontraktor militer swasta telah beroperasi di Suriah bersama angkatan bersenjata Moskow. Hukum Rusia secara resmi melarang layanan tentara bayaran. Namun bukan rahasia lagi bahwa Wagner dan kelompok militer swasta lainnya yang beroperasi di luar Rusia telah mengirim tentara untuk berperang ke luar negeri dalam beberapa konflik.

Simakovsky yakin Rusia secara diplomatis dan politis di balik layar telah “berteriak ke Amerika Serikat untuk lebih berhati-hati”. “Amerika Serikat tidak ingin membunuh warga Rusia di Suriah. Jadi, saya pikir kedua belah pihak akan lebih berhati-hati,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4899 seconds (0.1#10.140)