Wabah Virus Mematikan Picu Evakuasi Massal Penumpang Kereta
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kematian seorang gadis berusia 12 tahun yang menunjukkan gejala flu di kereta mendorong Komite Investigasi Rusia memulai kasus pidana pada Kamis (21/12/2023).
Anak tersebut adalah bagian dari kelompok yang terdiri lebih dari seratus anak sekolah, yang semuanya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan.
Sekitar 125 anak, yang dilaporkan berasal dari Republik Rakyat Lugansk Rusia, kembali dari kamp kesehatan di Tyumen, Siberia, dengan didampingi orang dewasa.
“Pada Rabu malam, kesehatan salah satu gadis tersebut memburuk secara drastis,” ungkap pihak berwenang.
Pada awalnya, suhu tubuhnya mencapai 39° Celcius, yang kemudian diturunkan dengan obat penurun demam.
“Namun, beberapa jam kemudian, gadis itu menjadi pucat dan kehilangan kesadaran,” papar laporan saluran Telegram Mash Ural.
“Kepala kereta memutuskan berhenti tidak terjadwal di stasiun terdekat, di Wilayah Saratov, tenggara Rusia Eropa, tempat ambulans dipanggil,” ungkap pernyataan Russian Railways, perusahaan Kereta Api Rusia.
“Tim medis segera tiba di stasiun, namun sayangnya, anak tersebut tidak dapat diselamatkan,” papar pernyataan itu.
Penyebab pasti kematiannya akan ditentukan setelah pemeriksaan forensik, menurut laporan Komite Investigasi.
Semua anak-anak lain dari kelompok itu kemudian dibawa ke rumah sakit setempat. Gubernur Wilayah Saratov, Roman Busargin, mengatakan sebagian besar dari mereka memiliki gejala infeksi virus akut, dan 15 orang di antaranya didiagnosis menderita influenza tipe A di laboratorium.
Sekitar 86 anak dirawat di rumah sakit, tujuh anak di antaranya berada dalam kondisi demam sedang dan demam tinggi, menurut Kementerian Kesehatan Rusia.
Pernyataan tersebut menjelaskan nyawa para pasien muda tidak terancam. 38 anak-anak lainnya dan 11 pengasuh dewasa untuk sementara ditempatkan di blok rumah sakit lain; mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.
Anak tersebut adalah bagian dari kelompok yang terdiri lebih dari seratus anak sekolah, yang semuanya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan.
Sekitar 125 anak, yang dilaporkan berasal dari Republik Rakyat Lugansk Rusia, kembali dari kamp kesehatan di Tyumen, Siberia, dengan didampingi orang dewasa.
“Pada Rabu malam, kesehatan salah satu gadis tersebut memburuk secara drastis,” ungkap pihak berwenang.
Pada awalnya, suhu tubuhnya mencapai 39° Celcius, yang kemudian diturunkan dengan obat penurun demam.
“Namun, beberapa jam kemudian, gadis itu menjadi pucat dan kehilangan kesadaran,” papar laporan saluran Telegram Mash Ural.
“Kepala kereta memutuskan berhenti tidak terjadwal di stasiun terdekat, di Wilayah Saratov, tenggara Rusia Eropa, tempat ambulans dipanggil,” ungkap pernyataan Russian Railways, perusahaan Kereta Api Rusia.
“Tim medis segera tiba di stasiun, namun sayangnya, anak tersebut tidak dapat diselamatkan,” papar pernyataan itu.
Penyebab pasti kematiannya akan ditentukan setelah pemeriksaan forensik, menurut laporan Komite Investigasi.
Semua anak-anak lain dari kelompok itu kemudian dibawa ke rumah sakit setempat. Gubernur Wilayah Saratov, Roman Busargin, mengatakan sebagian besar dari mereka memiliki gejala infeksi virus akut, dan 15 orang di antaranya didiagnosis menderita influenza tipe A di laboratorium.
Sekitar 86 anak dirawat di rumah sakit, tujuh anak di antaranya berada dalam kondisi demam sedang dan demam tinggi, menurut Kementerian Kesehatan Rusia.
Pernyataan tersebut menjelaskan nyawa para pasien muda tidak terancam. 38 anak-anak lainnya dan 11 pengasuh dewasa untuk sementara ditempatkan di blok rumah sakit lain; mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.
(sya)