Australia Ogah Kirim Kapal Perang ke Laut Merah: Bukan Prioritas Strategis Kami
loading...
A
A
A
CANBERRA - Australia menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengerahkan kapal perang guna melindungi lalu lintas komersial di Laut Merah seiring meningkatnya serangan pasukan Houthi dari Yaman.
Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Richard Marles menegaskan Laut Merah bukanlah prioritas strategis bagi Canberra, yang fokus utamanya adalah urusan Asia-Pasifik.
“Kita harus benar-benar jelas mengenai fokus strategis kita dan fokus strategis kita adalah kawasan kita,” tegas Marles kepada Sky News pada 21 Desember.
Australia telah berjanji mengirim 11 personel militer tambahan ke misi yang dipimpin AS, namun tidak akan mengirim kapal permukaan atau pesawat militer apa pun ke Timur Tengah.
Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengumumkan upaya multinasional, yang dijuluki Operation Prosperity Guardian, untuk melindungi kapal komersial yang transit di Laut Merah dari serangan Houthi.
Houthi, milisi Syiah Yaman, telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel selama perang brutal rezim Zionis dengan Hamas.
Pasukan Houthi juga mengancam akan melumpuhkan perdagangan global jika Israel tak menghentikan genosida di Jalur Gaza.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada Oktober setelah kelompok tersebut melancarkan serangan lintas batas yang menewaskan 1.200 orang. Serangan Hamas itu untuk merespons kekerasan yang dilakukan Israel di wilayah Palestina dan penyerbuan Masjid Al Aqsa.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melancarkan operasi besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, termasuk yang masih hilang di reruntuhan.
Menteri Pertahanan (Menhan) Australia Richard Marles menegaskan Laut Merah bukanlah prioritas strategis bagi Canberra, yang fokus utamanya adalah urusan Asia-Pasifik.
“Kita harus benar-benar jelas mengenai fokus strategis kita dan fokus strategis kita adalah kawasan kita,” tegas Marles kepada Sky News pada 21 Desember.
Australia telah berjanji mengirim 11 personel militer tambahan ke misi yang dipimpin AS, namun tidak akan mengirim kapal permukaan atau pesawat militer apa pun ke Timur Tengah.
Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengumumkan upaya multinasional, yang dijuluki Operation Prosperity Guardian, untuk melindungi kapal komersial yang transit di Laut Merah dari serangan Houthi.
Houthi, milisi Syiah Yaman, telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel selama perang brutal rezim Zionis dengan Hamas.
Pasukan Houthi juga mengancam akan melumpuhkan perdagangan global jika Israel tak menghentikan genosida di Jalur Gaza.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada Oktober setelah kelompok tersebut melancarkan serangan lintas batas yang menewaskan 1.200 orang. Serangan Hamas itu untuk merespons kekerasan yang dilakukan Israel di wilayah Palestina dan penyerbuan Masjid Al Aqsa.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melancarkan operasi besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, termasuk yang masih hilang di reruntuhan.