Presiden Prancis Galang Donasi untuk Lebanon

Senin, 10 Agustus 2020 - 10:14 WIB
loading...
A A A
Sekitar 10.000 orang berkumpul di Alun-Alun Martir, sebagian demonstran bertindak anarkis. Polisi menembakkan gas air mata ketika massa mencoba mendobrak barikade untuk menghalangi pengunjuk rasa menuju gedung parlemen. Para demonstran berteriak, “rakyat ingin menjatuhkan rezim berkuasa”. Kalimat itu memang populer ketika Arab Spring merebak pada 2011. (Baca juga: AHY Posting Foto Bareng Prabowo, Netizen Sebut Pasangan Ideal 2024)

Sebuah pawai akan menghubungkan salah satu daerah paling hancur di dekat pelabuhan ke Alun-Alun Martir, jantung pemberontakan anti-pemerintah yang dimulai tahun lalu. Beberapa pengunjuk rasa mendirikan tiang gantungan di kawasan tersebut untuk menegaskan sikap mereka tentang para pemimpin politik negara

Tetapi ada tingkat ketidakpercayaan yang sangat besar di Lebanon, di mana gerakan protes anti-pemerintah meletus Oktober lalu, yang dipicu oleh krisis ekonomi dan mata uang yang runtuh. Dua menteri yang berusaha mengunjungi kawasan yang rusak parah dalam beberapa hari terakhir pun diusir.

"Setelah tiga hari membersihkan, menyingkirkan puing-puing dan menjilati luka kami ... sekarang saatnya untuk membiarkan kemarahan kami meledak dan menghukum mereka," kata Fares Halabi, seorang aktivis berusia 28 tahun. (Lihat videonya: Gunung Sinabung Erupsi, Empat Kecamatan Tertutup Abu Vulkanik)

Kedutaan Besar AS di Beirut menyatakan Washington mendukung hak demonstran menggelar aksi dengan damai. Mereka meminta semua pihak mencegah diri dari aksi kekerasan. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1051 seconds (0.1#10.140)