Siapakah Mohammed al-Zouari, Insinyur Tunisia Pencipta Drone Tempur Hamas?
loading...
A
A
A
Merasakan Penjara
Mohammed al-Zouari dipenjara dan ketika dibebaskan, diduga tinggal di antara Sudan, Suriah dan Libya selama sekitar 20 tahun, sebelum kembali ke tanah airnya setelah revolusi Tunisia tahun 2011 yang menggulingkan Ben Ali.
Dalam wawancara yang dilakukan dengan janda al-Zouari, yang merupakan warga negara Suriah, dia mengungkapkan suaminya menggunakan nama ‘Murad’ dan tidak memberitahukan identitas aslinya sampai kira-kira satu setengah tahun setelah pernikahan mereka.
Di Suriah, sekitar tahun 2006, dia secara resmi bergabung dengan Brigade Al Qassam Hamas dan mulai mengerjakan proyek drone untuk mereka.
Brigade Al Qassam
Pada tahun 2008, al-Zouari dan tim khusus yang bekerja bersamanya, berhasil memproduksi sekitar 30 drone.
Kemudian, antara tahun 2012 dan 2013, dia menghabiskan sekitar 9 bulan di Jalur Gaza, di mana dia berhasil memproduksi drone ‘Ababil’.
Drone ini digunakan selama perang tahun 2014 antara Israel dan Hamas, terbukti berhasil melakukan operasi dalam upaya mengusir pasukan penyerang Israel.
Sebelum pembunuhannya pada tahun 2016, ketika dia berada di Tunisia, al-Zouari juga mengerjakan proyek kapal selam tak berawak.
Badai Al-Aqsa
Hamas mengungkapkan 35 drone bunuh diri bertuliskan nama 'Zouari' digunakan Brigade Al Qassam pada 7 Oktober, membuka jalan bagi pejuang mereka untuk menembus posisi militer penting milik militer Israel.
Penyebutan Mohammed Zouari oleh pejabat Hamas setelah peluncuran Operasi Badai Al-Aqsa telah menambah intrik dalam kisahnya, yang bahkan mengejutkan banyak warga Palestina setelah pengumuman kemartirannya pada tahun 2016 oleh Brigade Al Qassam.
Identitasnya benar-benar disembunyikan sampai pembunuhannya dan berita kematian yang dirilis sayap militer Hamas.