5 Negara yang Tidak Merayakan Natal Pada 25 Desember 2023
loading...
A
A
A
Tetapi, ada juga sebagian kecil komunitas Kristen di Maladewa yang merayakan Natal secara rahasia atau pribadi, dengan mengikuti kalender Gregorian.
Alasan lain mengapa Korea Utara tidak merayakan Natal pada 25 Desember adalah karena negara ini menganut ideologi Juche, yang menekankan kemandirian dan nasionalisme.
Menurut Juche, agama adalah bentuk penindasan dan pengaruh asing yang harus dihapuskan.
Oleh karena itu, Korea Utara melarang segala bentuk kegiatan agama, termasuk Natal, sejak tahun 2016.
Namun, ada juga beberapa orang Kristen bawah tanah di Korea Utara yang merayakan Natal secara diam-diam, dengan menghadapi risiko hukuman berat jika ketahuan.
Mayoritas penduduk China beragama Buddha, Tao, atau tidak beragama sama sekali. Oleh karena itu, Natal tidak dianggap sebagai hari libur resmi atau penting di China.
Selain itu, pemerintah China juga berusaha menekan pengaruh budaya Barat di negara tersebut dengan melarang atau membatasi perayaan Natal di tempat-tempat umum.
Pemerintah China ingin mempromosikan semangat patriotisme dan budaya tradisional China, seperti Tahun Baru Imlek, Festival Musim Semi, atau Festival Bulan.
Mesir adalah salah satu negara yang tidak merayakan Natal pada 25 Desember. Sebab sebagian umat Kristen disana beraliran Kristen Ortodoks Koptik yang menggunakan kalender Julian untuk menandai Hari Natalnya.
Dikutip dari laman trafalgar, Mesir yang beragama Kristen Ortodoks Koptik, yang merayakan Natal pada 7 Januari sesuai dengan Kalender Julian kuno. Jadi, Natal di Mesir tidak dirayakan secara besar-besaran seperti di negara-negara Barat lainnya.
3. Korea Utara
Alasan lain mengapa Korea Utara tidak merayakan Natal pada 25 Desember adalah karena negara ini menganut ideologi Juche, yang menekankan kemandirian dan nasionalisme.
Menurut Juche, agama adalah bentuk penindasan dan pengaruh asing yang harus dihapuskan.
Oleh karena itu, Korea Utara melarang segala bentuk kegiatan agama, termasuk Natal, sejak tahun 2016.
Namun, ada juga beberapa orang Kristen bawah tanah di Korea Utara yang merayakan Natal secara diam-diam, dengan menghadapi risiko hukuman berat jika ketahuan.
4. China
Mayoritas penduduk China beragama Buddha, Tao, atau tidak beragama sama sekali. Oleh karena itu, Natal tidak dianggap sebagai hari libur resmi atau penting di China.
Selain itu, pemerintah China juga berusaha menekan pengaruh budaya Barat di negara tersebut dengan melarang atau membatasi perayaan Natal di tempat-tempat umum.
Pemerintah China ingin mempromosikan semangat patriotisme dan budaya tradisional China, seperti Tahun Baru Imlek, Festival Musim Semi, atau Festival Bulan.
5. Mesir
Mesir adalah salah satu negara yang tidak merayakan Natal pada 25 Desember. Sebab sebagian umat Kristen disana beraliran Kristen Ortodoks Koptik yang menggunakan kalender Julian untuk menandai Hari Natalnya.
Dikutip dari laman trafalgar, Mesir yang beragama Kristen Ortodoks Koptik, yang merayakan Natal pada 7 Januari sesuai dengan Kalender Julian kuno. Jadi, Natal di Mesir tidak dirayakan secara besar-besaran seperti di negara-negara Barat lainnya.