5 Alasan Vietnam Diperebutkan AS dan China
loading...
A
A
A
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana Vietnam bisa merayu AS mengingat sejarah kedua negara? Bisakah Hanoi mempercayai Washington?
"Vietnam nampaknya percaya diri dalam hubungannya dengan AS, meskipun terjadi kekejaman selama Perang Vietnam, karena Hanoi memenangkan konflik tersebut dengan caranya sendiri dan menyatukan kembali negara tersebut," jelas Fomenko.
Foto/Reuters
Mengingat hal ini, Washington kini kembali berunding karena memandang Vietnam sebagai mitra dalam upaya membendung China. Tentu saja, Hanoi mempunyai alasan ideologis dan politik untuk mencurigai hal tersebut, dan Gedung Putih tidak akan pernah bisa menjadi 'sekutu', namun apa yang ditawarkan AS adalah peluang untuk mempercepat pembangunan ekonomi Vietnam dan juga meningkatkan pengaruh militernya dalam perselisihan tersebut di dengan China.
Tentu saja, Beijing melihat hal ini, dan oleh karena itu hasil yang dihasilkan adalah perebutan loyalitas Hanoi. Namun hal ini berarti bahwa China semakin harus menawarkan lebih banyak hal agar dapat ‘berada di meja perundingan’ dan bersaing dengan negara-negara lain, dan juga bahwa Vietnam dapat menetapkan syarat-syarat keterlibatan dan menjadi ‘raja’.
Dari sudut pandang China, Vietnam sebenarnya merupakan aspek penting dalam perdagangan dan rantai pasokan global karena mereka memberikan kedok untuk menyembunyikan label ‘buatan China’ untuk menghindari berbagai pembatasan perdagangan dan tarif yang diberlakukan oleh AS. Banyak perusahaan China berinvestasi di Vietnam justru karena hal ini, itulah sebabnya perdagangan China dengan ASEAN secara keseluruhan meningkat menggantikan perdagangan dengan Amerika Serikat.
"Perusahaan-perusahaan China membuat suku cadang dan komponen penting, mengirimkannya ke pabrik mereka sendiri di Vietnam, tempat perakitan selesai, dan produk tersebut kemudian dikirim ke AS. Hal ini menciptakan penipuan bahwa ‘buatan China’ akan hilang dan memungkinkan perdagangan tidak langsung Tiongkok dengan Amerika terus berlanjut. Dengan demikian, integrasi perekonomian Vietnam dan China semakin cepat. Hal ini cukup untuk menjaga perdamaian kedua negara," jelas Fomenko
Foto/Reuters
Saat ini, mengingat pengepungan militer AS, China tidak berada dalam posisi strategis untuk terlibat dalam konfrontasi dengan Vietnam, itulah sebabnya Xi memilih untuk mengerahkan segalanya atas nama diplomasi.
"Oleh karena itu, menjaga Vietnam sebagai negara tetangga yang netral dan tidak bermusuhan merupakan prioritas utama bagi China, terutama mengingat alasan mendasarnya doktrin kebijakan AS untuk memicu perpecahan antara Beijing dan negara-negara tetangganya sebagai cara untuk membendungnya. Namun, Vietnam hanya menginginkan yang terbaik dari seluruh dunia, dan sudah pasti mereka telah mencapainya saat ini," tutur Fomenko.
"Vietnam nampaknya percaya diri dalam hubungannya dengan AS, meskipun terjadi kekejaman selama Perang Vietnam, karena Hanoi memenangkan konflik tersebut dengan caranya sendiri dan menyatukan kembali negara tersebut," jelas Fomenko.
5. Ingin Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
Foto/Reuters
Mengingat hal ini, Washington kini kembali berunding karena memandang Vietnam sebagai mitra dalam upaya membendung China. Tentu saja, Hanoi mempunyai alasan ideologis dan politik untuk mencurigai hal tersebut, dan Gedung Putih tidak akan pernah bisa menjadi 'sekutu', namun apa yang ditawarkan AS adalah peluang untuk mempercepat pembangunan ekonomi Vietnam dan juga meningkatkan pengaruh militernya dalam perselisihan tersebut di dengan China.
Tentu saja, Beijing melihat hal ini, dan oleh karena itu hasil yang dihasilkan adalah perebutan loyalitas Hanoi. Namun hal ini berarti bahwa China semakin harus menawarkan lebih banyak hal agar dapat ‘berada di meja perundingan’ dan bersaing dengan negara-negara lain, dan juga bahwa Vietnam dapat menetapkan syarat-syarat keterlibatan dan menjadi ‘raja’.
Dari sudut pandang China, Vietnam sebenarnya merupakan aspek penting dalam perdagangan dan rantai pasokan global karena mereka memberikan kedok untuk menyembunyikan label ‘buatan China’ untuk menghindari berbagai pembatasan perdagangan dan tarif yang diberlakukan oleh AS. Banyak perusahaan China berinvestasi di Vietnam justru karena hal ini, itulah sebabnya perdagangan China dengan ASEAN secara keseluruhan meningkat menggantikan perdagangan dengan Amerika Serikat.
"Perusahaan-perusahaan China membuat suku cadang dan komponen penting, mengirimkannya ke pabrik mereka sendiri di Vietnam, tempat perakitan selesai, dan produk tersebut kemudian dikirim ke AS. Hal ini menciptakan penipuan bahwa ‘buatan China’ akan hilang dan memungkinkan perdagangan tidak langsung Tiongkok dengan Amerika terus berlanjut. Dengan demikian, integrasi perekonomian Vietnam dan China semakin cepat. Hal ini cukup untuk menjaga perdamaian kedua negara," jelas Fomenko
6. China Tidak Ingin Berkonfrontasi dengan Vietnam
Foto/Reuters
Saat ini, mengingat pengepungan militer AS, China tidak berada dalam posisi strategis untuk terlibat dalam konfrontasi dengan Vietnam, itulah sebabnya Xi memilih untuk mengerahkan segalanya atas nama diplomasi.
"Oleh karena itu, menjaga Vietnam sebagai negara tetangga yang netral dan tidak bermusuhan merupakan prioritas utama bagi China, terutama mengingat alasan mendasarnya doktrin kebijakan AS untuk memicu perpecahan antara Beijing dan negara-negara tetangganya sebagai cara untuk membendungnya. Namun, Vietnam hanya menginginkan yang terbaik dari seluruh dunia, dan sudah pasti mereka telah mencapainya saat ini," tutur Fomenko.