Ingvar Kamprad, Miliader Dunia yang Selalu Ajarkan Kesederhanaan

Selasa, 30 Januari 2018 - 23:00 WIB
Ingvar Kamprad, Miliader Dunia yang Selalu Ajarkan Kesederhanaan
Ingvar Kamprad, Miliader Dunia yang Selalu Ajarkan Kesederhanaan
A A A
MILIADER dan pendiri IKEA Ingvar Kamprad meninggal dunia pada usia 91 tahun pada Minggu (28/1/2018). Dia telah meninggalkan legasi berupakan brand IKEA yang telah mengglobal.

IKEA diperkirakan akan memperoleh pendapatan tahunan sebesar USD62 miliar (Rp885 triliun) pada 2020 mendatang. Tahun lalu saja pendapatan IKEA mencapai USD47,2 miliar (Rp674 triliun). Katalog IKEA dipercaya lebih banyak dibaca daripada buku best seller mana pun. Bloomberg Billionaires Index menempatkan Kamprad pada posisi kedelapan orang terkaya di dunia dengan kekayaan USD58,7 miliar (Rp838 triliun).

Dibandingkan dengan miliarder lain, gaya hidup Kamprad memang paling sederhana. Sebagaimana dilansir The New York Times, sepanjang hidupnya Kamprad dikenal sebagai figur yang rajin dan sederhana. Nilai-nilai itulah yang ditanamkan untuk menyukseskan IKEA.
Pria kelahiran Swedia pada 1926 ini sering mengendarai mobil Volvo tua saat pergi ke kantor. Dia tidak terlihat menggunakan mobil mewah untuk menunjukkan statusnya sebagai miliarder dengan jaringan bisnis global. Bahkan Kamprad juga kerap bekerja menggunakan kereta bawah tanah dan layanan transportasi publik yang digunakan warga biasa. Tak jarang, Kamprad sering duduk di kelas ekonomi pesawat terbang. Padahal, dilihat dari kekayaannya, dia mampu membeli jet pribadi.

Ketika berlibur ataupun berkunjung ke luar negeri, dia juga kerap tinggal di hotel budget. Makanan yang disantapnya juga bukan menu yang harganya mahal. Dia jarang pergi ke restoran mewah. Rumahnya juga bukan istana. Dia tinggal di rumah sederhana untuk ukuran seorang miliarder seperti dirinya. Kamprad memiliki vila dengan pemandangan Danau Jenewa.

Dia juga memiliki rumah perdesaan di Swedia dan rumah dengan latar kebun anggur di Provence, Prancis. Yang menarik, Kamprad suka belanja di pasar tradisional karena bisa tawar-menawar harga barang yang hendak dibelinya. Kamprad juga ternyata suka membeli baju bekas. Sebagai pengusaha, Kamprad jarang mengenakan setelan jas. Dia kerap mengenakan baju biasa. "Saya tidak berpikir saya memakai apa pun yang tidak bisa dibeli di pasar," katanya kepada stasiun televisi Swedia TV4.

Salah satu kesederhanaan lain yang ditunjukkan adalah Kamprad kerap memotong rambutnya ketika berada di negara berkembang. Tentunya biaya yang dikeluarkan juga tergolong murah. "Terakhir saya potong rambut di Vietnam," ungkapnya.

Apa motif hidup sederhana yang dijalani Kamprad? Dia pernah mengungkapkan dirinya bisa saja hidup mewah, tetapi dia tak ingin orang lain mengikuti jejaknya. Dia ingin memberikan contoh dengan hidup sederhana. "Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menjadi teladan bagi siapa saja," ungkapnya. Menjadi teladan dengan menjadi seorang pemimpin dan pengusaha yang merakyat, Kamprad kerap tak memosisikan diri sebagai bos dan pemimpin. Dia tetap mencoba menampilkan dirinya sebagai seorang pelanggan dan menempatkan dirinya sebagai pelanggan setia IKEA.

"Saya melihat tugas saya adalah melayani mayoritas masyarakat," ungkap Kamprad kepada Forbes pada 2000. "Pertanyaannya adalah bagaimana menemukan apa yang mereka inginkan dan melayani mereka dengan baik? Jawaban saya adalah selalu dekat dengan rakyat biasa karena saya adalah bagian dari mereka," jelasnya.

Kamprad juga sering bertanya kepada anak buahnya bagaimana mengembangkan perusahaan. Sebagai pemimpin, dia tak malu untuk meminta saran kepada karyawannya. "Saya ingin menjadi teladan yang baik," paparnya.

Bukan hanya keteladanan yang ditonjolkan Kamprad. Dia juga memasukkan nilai-nilai kesederhanaan dalam filosofi IKEA dengan judul "Testament of a furniture salesman" pada 1976. "Kita tidak membutuhkan mobil mewah, baju seragam atau status lain. Kita hanya bergantung pada kekuatan kita dan keinginan kita," kata Kamprad saat menjelaskan manifesto IKEA.

Mulai dari Nol
Kamprad membangun bisnis IKEA dari nol. Semenjak masih anak-anak, dia sudah menjual perlengkapan dekorasi rumah kepada tetangganya. Dia mampu menghasilkan uang pada usia lima tahun. Pada usia tersebut, dia mengendarai sepeda untuk menjual dekorasi Natal, ikan, dan pensil.

Tak disangka, kerja kerasnya membuahkan hasil gemilang. Pada usia 17 tahun, ayah Kamprad memberikan hadiah karena dia mendapatkan nilai bagus di sekolah. Padahal, dia mengalami disleksia, kesulitan untuk membaca dan menulis. Kamprad memilih menggunakan uangnya untuk mendirikan IKEA pada 1943. Dia mulai menjual perlengkapan rumah seperti bingkai foto.

Nama IKEA diambil dari singkatan namanya ditambah dengan lokasi tempat dia dilahirkan, Elmyaryd, dan desa di dekat rumahnya, Agunnaryd. Akhirnya pada 1956, Kamprad membuat revolusi pada pasar furnitur. Dia mengenalkan metode flatpacking yang mengizinkan pembeli membeli furnitur dalam bentuk potongan-potongan dan dirakit sendiri.

Ide tersebut muncul ketika dia melihat seorang pegawai mengalami kesulitan ketika memasukan furnitur ke mobil pelanggannya. Saat itu dia berpikir, kalau dengan model flatpacking akan menghemat uang. "Kamprad merupakan manusia langka," kata Malcolm Gladwell, penulis buku psikologi populer, seperti dilansir Business Insider. "Dia (Kamprad) memiliki kombinasi kesadaran dan keterbukaan," ungkapnya.

Kepribadian seperti itu yang membuat Kamprad menjadi inovator yang tak pernah takut dalam memulai bisnisnya. Dalam menjalankan bisnisnya, dia mengajak tiga anak kandung dan satu anak adopsinya masuk dalam manajemen IKEA. Ketiga putranya, Peter, Jonas, dan Mathias, memiliki pengaruh kuat dalam manajemen IKEA. Bahkan putra termudanya, Mathias, ditunjuk sebagai chairman Inter IKEA, perusahaan yang mengontrol operasional waralaba IKEA di seluruh dunia, setelah Kamprad mengundurkan diri.

Tapi IKEA tidak memilih menjadi perusahaan publik. "Saya memutuskan bahwa pasar saham bukan sebagai opsi bagi IKEA," ujar Kamprad. Dia menegaskan dirinya tidak ingin IKEA bergantung kepada institusi keuangan. Dengan begitu, pertumbuhan IKEA akan sesuai dengan rencana dan menerapkan prinsip jangka panjang. Kini IKEA memiliki lebih dari 400 toko di 47 negara, termasuk Indonesia.

Untuk membangun IKEA, seperti dilansir Wealth-X, Kamprad tak pernah meminjam uang. Meskipun menyatakan diri tidak aktif sejak 2013 dalam mengelola IKEA, Kamprad masih ikut memantau manajemen perusahaan tersebut hingga akhir hayatnya. Dia masih menjabat sebagai penasihat senior dan pemegang keputusan utama di IKEA.

Swedia Berduka
Selama ini IKEA selalu diidentikkan dengan Swedia. Demikian juga dengan Kamprad yang dianggap merepresentasikan Swedia. "Salah satu entrepreneur terhebat abad ke-20 telah meninggal dunia, Ignvar Kamprad, dengan damai di rumahnya di Smaland, Swedia, pada 27 Januari lalu," demikian keterangan resmi IKEA.

Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven memuji Kamprad sebagai tokoh inspiratif yang telah mencapai prestasi melebihi negara sendiri. "Ingvar Kamprad merupakan pengusaha unik dengan dampak besar bagi bisnis Swedia," ungkapnya seperti dilansir kantor berita TT.
Putra Kamprad, Peter, Jonas, dan Mathias, masih memiliki beberapa jabatan penting di IKEA. Tapi keluarganya tidak memiliki jabatan puncak di IKEA. "Ingvar Kamprad merupakan pengusaha hebat dengan karakter Swedia seperti pekerja keras dan keras kepala. Dia memiliki banyak kehangatan dan hal menyenangkan di matanya," tulis IKEA. Mereka juga menjelaskan bahwa Kamprad bekerja hingga akhir hayatnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4097 seconds (0.1#10.140)