Hamas: PM Nentanyahu Sudah Kalah dalam Perang Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Pejabat Hamas , Osama Hamdan, mengungkapkan bahwa Hamas menimbulkan kerugian besar pada tentara Israel. Dia juga mengatakan PM Israel Benjamin Netanyahu kalah perang.
Hamdan juga menolak diskusi seputar masa depan Gaza setelah perang, dan menekankan bahwa nasib wilayah tersebut akan ditentukan oleh Palestina sebagai bagian dari perjuangan Palestina yang lebih luas.
“Kami memberitahu semua orang yang bermimpi dan menganalisis masa depan Gaza, hematlah upaya dan waktu Anda dan gunakan itu untuk membahas masa depan entitas Zionis setelah agresinya,” kata Hamdan, dilansir Al Jazeera.
“Masa depan Gaza ada di tangan rakyatnya yang sabar dan para pahlawan perlawanan, dan Gaza akan tetap menjadi bagian penting dari negara Palestina yang berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”
Berbicara pada konferensi pers di Beirut, Hamdan mengatakan jika AS ingin mengakhiri “agresi Israel” maka AS akan mengarahkan utusannya di Washington untuk berhenti memveto resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata.
"Seruan lanjutan dari pemerintahan Biden kepada Israel untuk meminimalkan korban sipil menunjukkan ketidakpedulian dan rasa tidak hormat terhadap darah rakyat kami”, kata Hamdan.
“Setiap tetes darah yang tumpah dari anak-anak, bayi, wanita, atau orang lanjut usia adalah tanggung jawab pendudukan [Israel] dan pemerintah AS.”
Ia juga memuji resolusi Majelis Umum PBB yang menuntut gencatan senjata, yang didukung oleh mayoritas negara di dunia dan hanya ditentang oleh AS, Israel, dan delapan negara lainnya. Hamdan mengatakan pemungutan suara tersebut menggambarkan isolasi Israel.
Hamdan juga menolak diskusi seputar masa depan Gaza setelah perang, dan menekankan bahwa nasib wilayah tersebut akan ditentukan oleh Palestina sebagai bagian dari perjuangan Palestina yang lebih luas.
“Kami memberitahu semua orang yang bermimpi dan menganalisis masa depan Gaza, hematlah upaya dan waktu Anda dan gunakan itu untuk membahas masa depan entitas Zionis setelah agresinya,” kata Hamdan, dilansir Al Jazeera.
“Masa depan Gaza ada di tangan rakyatnya yang sabar dan para pahlawan perlawanan, dan Gaza akan tetap menjadi bagian penting dari negara Palestina yang berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”
Berbicara pada konferensi pers di Beirut, Hamdan mengatakan jika AS ingin mengakhiri “agresi Israel” maka AS akan mengarahkan utusannya di Washington untuk berhenti memveto resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata.
"Seruan lanjutan dari pemerintahan Biden kepada Israel untuk meminimalkan korban sipil menunjukkan ketidakpedulian dan rasa tidak hormat terhadap darah rakyat kami”, kata Hamdan.
“Setiap tetes darah yang tumpah dari anak-anak, bayi, wanita, atau orang lanjut usia adalah tanggung jawab pendudukan [Israel] dan pemerintah AS.”
Ia juga memuji resolusi Majelis Umum PBB yang menuntut gencatan senjata, yang didukung oleh mayoritas negara di dunia dan hanya ditentang oleh AS, Israel, dan delapan negara lainnya. Hamdan mengatakan pemungutan suara tersebut menggambarkan isolasi Israel.
(ahm)